4

2.2K 178 50
                                    

Deg! Deg! Deg!

Seohyun membulatkan mata tidak percaya jika sekarang dirinya berhadapan dengan sosok yang sangat ingin dia hindari.

Jarak itu sangat dekat hingga ujung hidung mancung mereka menyentuh satu sama lain diikuti hembusan nafas yang saling mengenai wajah masing masing.

"Kyu..."

Mendapat tatapan yang sangat sinis dari lawannya membuat Seohyun tak sanggup menyelesaikan perkataan.

"Seohyun? Yak, apa yang terjadi?"

"Kalian baik baik saja?"

"Bangunlah" Ryewook memberikan bantuan padanya.

"Terima kasih, oppa"

"Kyu" Heechul mengulurkan tangan bermaksud membantu sang rekan yang ternyata malah membuang wajah. "Hei"

"Tidak" Kyuhyun menepis tangannya kemudian langsung berdiri sambil membenahi debu yang menempel.

Seohyun memandangi pria tinggi yang baru dia tabrak itu dengan wajah bersalah. Tak sedikitpun dia mengira jika mereka akan bertemu dalam kejadian tak terduga tersebut.

"Maaf, ini salahku. Aku tadi terburu buru sampai tidak melihat ada..."

"Terserah"

Balasan dingin diikuti langkah pergi milik orang itu membuat hatinya semakin resah dan pilu.

Untuk sekedar mengatakan permintaan maaf saja, ada banyak rasa yang harus dia korbankan untuk mampu bersuara. Namun semua itu seolah tidak ada arti jika sudah menyangkut sosok tersebut.

"Kyu, kau mau kemana? Hei, kau mendengarku tidak?!"

"...."

"Sampai kapan dia akan bertindak sekasar dan sedingin itu? Dia bahkan pura pura tuli padaku" Dengus Heechul yang merasa kesal.

"Itu karena suaramu melengking terlalu tinggi, Hyung"

"Kau..!"

"Jangan hiraukan tanggapan Kyuhyun barusan. Dia memang seperti itu" Leeteuk menepuk pundaknya.

"Ne... oppa" Jawab Seohyun pelan.

"Tapi Seohyunie, kau kemari sendiri saja? Dimana manajermu?" Tanya Donghae dengan sebelah alisnya yang terangkat.

"Leena terpaksa menyamar untuk memancing mereka pergi. Kami salah perhitungan dan tidak mengira jika akan ada banyak orang berdiri di samping sana. Kedatanganku malah membuat kacau, aku sangat minta maaf"

"Kita tidak bisa menyalahkan penggemar yang ada di mana saja. Dan mungkin mereka beruntung bertemu denganmu disini"

"Aku jadi tidak nyaman harus kabur dari mereka"

"Jika kau selalu merasa tidak nyaman dengan segala yang kau lakukan, kapan kau akan bahagia. Sesekali prioritaskanlah dirimu, itu yang terpenting"

Senyum manis terangkai pada wajah cantiknya. "Akan selalu kuingat oppa. Kalau begitu aku pergi dulu, kalian pasti sedang makan"

Para pria itu saling melempar pandang dengan kening berkerut. "Memangnya kau tidak? Semua orang yang datang ke tempat makan pasti ingin makana"

"Iya, tapi..."

"Kau baru datang tapi kenapa pergi? Bergabunglah dengan kami"

"Tapi dompetku ada di dalam mantel yang dipakai Leena, dan dia..."

"Masalah itu jangan dihiraukan. Kami pun kemari hanya membawa diri. EunHyuk Hyung yang akan mengatasi pembayarannya"

Pria yang namanya barusan disebut hanya bisa menghela nafas panjang lalu bersedekap.

TacendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang