Elena tersenyum pada sosok wanita yang duduk di dekat pintu.
"Bibi" MiYeon memeluknya erat.
"Tidak apa apa sayang. Ini salahku, aku lupa memberitahumu jika Kyuhyun punya alergi"
"Aku sangat ketakutan" Ungkapnya sambil terisak. "Wajahnya sebelumnya sangat pucat. Bahkan oksigen di hidungnya membuatku semakin merasa bersalah... harusnya aku tau lebih banyak lagi mengenainya..."
"Kau menjaganya hingga bangun pun aku sudah sangat berterima kasih, jadi jangan sesali apapun. Kau tidak salah"
"MiYeon"
"Appa"
"Kyuhyun baik baik saja?" Tanya sang ayah.
"Iya, dia baik baik saja tapi tadi aku sangat takut, appa. Kupikir dia akan mati karena tidak bisa bernafas"
"Tenangkan dirimu, lagipula kau melakukannya juga tidak sengaja"
"Tapi... MiYeon-ah, apa yang kau lakukan diluar dan bukannya di dalam? Apa ada yang sedang menjenguknya?" Tanya Elena.
"Iya, beberapa temannya ada di dalam. Aku tidak mau menganggu mereka jadi aku keluar"
"Sudah berapa lama mereka di dalam?"
"Umm... sekitar dua jam"
"Dua jam?! Jadi kau telah berada di luar sini selama itu?"
"Iya, tapi Bibi tenang saja, aku tidak sedang sibuk atau semacamnya"
"Bukan itu masalahnya, sayang. Menjenguk orang sakit tidak perlu berlama lama. Mereka sudah dewasa tapi masih saja tidak tau aturan" Dengus Elena.
"Kupikir selama apapun itu tidak apa apa" MiYeon tersenyum sendu. "Terlebih saat yang sakit adalah teman dekat kita yang bagaikan saudara"
"Biar begitu aku tidak mau mereka yang lebih lama menghabiskan waktu dengannya"
"Bibi, tidak apa apa"
"Kau sudah makan? Bagaimana dengan makan bersama appa sebentar?"
"Sungguh? Tapi bagaimana dengan Kyuhyun?"
"Dia sedang bersama teman temannya. Ayo, appa tidak punya banyak waktu"
"Bibi bagaimana?"
"Aku akan mengurus administrasi, sayang. Jika kau lapar, makanlah"
"Tapi..."
"MiYeon-ah, saat Kyuhyun masih sekolah dulu hal ini sudah sering terjadi. Dia sangat suka kabur sepulang sekolah lalu menghabiskan waktu dengan teman temannya termasuk makan sembarangan"
Elena menepuk pipinya pelan. "Jadi tolong berhenti khawatir ya? Aku memang sangat menghargai jika kau begitu peduli padanya, tapi tolong jaga dirimu juga. Jangan sampai kelaparan. Aku tidak tega menantuku jadi semakin kurus karena hal ini"
Tidak, kekhawatiran yang dimaksudkan MiYeon dengan yang dimengerti oleh kedua orang tua itu adalah hal berbeda.
MiYeon meyakini jika sebelumnya telinganya salah dengar, tapi semakin menyangkal justru hatinya semakin sesak tanpa sebab.
"Iya..." Sahutnya pelan. "Kalau begitu kami pergi dulu, Bibi"
"Sampaikan salamku untuk ibumu. Sampai jumpa lagi, Presdir Lee"
Perginya ayah dan anak itu menyisakan Elena yang segera memanggil oleh asistennya.
"Nyonya"
"Minta rekaman cctv pada mereka, aku ingin tau siapa saja yang telah datang menjenguknya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda
RomanceSegala hal berubah sejak saat itu. Meski hati berteriak akan kerinduan, kenyataan selalu hadir dan menghantam dengan sangat keras. Membuat satu hati tersiksa dan satu hati lagi menyimpan kebencian akan apa yang telah terjadi, meski telah dihadapkan...