Ditempat yang sama namun tersembunyi dibalik tubuh pohon, seorang pria berbicara lewat ponselnya memberitahukan segala hal yang tengah berlangsung di depan mata.
"Ada beberapa lebam dan luka kecil tapi selebihnya Nona Seohyun baik baik saja meski terlihat sangat terpukul. Dia juga ketakutan karena Tuan Kyuhyun memaksakan diri bersama rekannya. Saya lihat mereka bertiga sudah kewalahan"
"Yak! Siapa kau?! Apa yang kau lakuka..."
Bugh!
"Anda sungguh akan kemari?!" Pekiknya kaget setelah membanting pria barusan. "Jangan Ketua, anda tidak boleh kemari sendiria..."
Tut~
"Ketua? Ketua?!"
Di pinggir perkelahian itu, Leena masih berusaha keras menenangkan Seohyun yang terus mencoba pergi ke tengah tengah demi mencapai pria tinggi itu di dalam kesibukkannya menjatuhkan sisa orang orang yang masih mencoba menyerang mereka.
"Kau gila?! Jangan kesana!"
Kepanikan tidak hanya terjadi diluar melainkan juga terjadi di bagian dalam seakan hatinya sendiri meronta ronta sampai membuat pemilik tubuh itu nekat berlari tanpa memikirkan keselamatannya sendiri.
"Seohyun!" Pekik Leena dengan mengejarnya.
*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*
BUGH!
Kepalan besar yang menghantam dengan tenaga tinggi itu memberi pengaruh signifikan yang membuat jumlah mereka berkurang sangat cepat.
"Kyu" Siwon segera menepuk salah satu bahu lebar itu untuk menarik perhatian pemiliknya. "Jangan terlalu memaksakan diri, kau seperti orang kerasukan"
"I'm fine"
"You're bleeding, how could you be fine?!" Pekik Donghae.
"Just a scratch from wooden stick they used. It doesn't matter" Kyuhyun melepas kemeja biru mudanya yang mana malah membuat kedua rekannya terpana prihatin.
Lebam hampir berada disepanjang kedua lengan kekar itu dan Siwon maupun Donghae berani bersumpah jika apa yang ada dibalik kaos putihnya jauh lebih parah. Apalagi ditambah dengan darah segar yang mengalir dari luka pada bahunya, siapapun pasti akan meminta agar pria tinggi itu untuk menyingkir segera dari sana.
"Mereka semua berkelahi dengan brutal dan aku tidak akan heran siapapun bisa terluka parah, terlebih kau yang sudah dalam kondisi seperti ini"
"Pergilah sekarang. Kami bisa mengatasi mereka yang masih tersisa"
"Tidak"
Siwon mengusap punggung lehernya dengan frustasi. "Kau sungguh...."
Bugh!
Gerakan diam diam itu berhasil digagalkan oleh Donghae yang menjatuhkannya dengan sekali tendangan. "Dia... Hong MuJin?"
"Hong MuSook" Koreksi Siwon.
"Yeah, whatever. He's still the boss"
"Dasar brengsek!" Pekik MuSook penuh amarah. "Kalian semua akan mati!"
"Kau terlalu banyak bicara"
"Itu kalian! Cepat bangun sekarang juga!"
Perintah itu pada akhirnya membuat beberapa yang sudah jatuh ke tanah segera berdiri kembali dengan tenaga yang masih tersisa.
"Sial, harusnya kita memukuli mereka sampai pingsan" Keluh Donghae dengan menghempaskan topinya ke samping.
"Kyu, berhenti keras kepala dan pergilah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda
RomanceSegala hal berubah sejak saat itu. Meski hati berteriak akan kerinduan, kenyataan selalu hadir dan menghantam dengan sangat keras. Membuat satu hati tersiksa dan satu hati lagi menyimpan kebencian akan apa yang telah terjadi, meski telah dihadapkan...