*~* 6 Months Later *~*
Keadaan diluar kaca menjadi fokus yang tak tergantikan oleh tatapan penuh cahaya itu terhadap langit jingga dipadu dengan lengkungan berwarna senada di kejauhan.
Tiga bulan yang lalu adalah puncak dari segala hal sebelum dirinya benar benar terhenti dalam makna titik koma, yang mengartikan begitu dia selesai dia bisa tetap berlanjut atau berhenti sampai disana, tidak ada kata lanjutan lagi setelahnya.
Seohyun telah punya jawaban. Dan berpegang pada apa yang dia yakini, jawaban itu ada pada detak jantung yang selalu melenyapkan kesendirian dalam kesehariannya.
"Hah~ aku tidak percaya harus mengantarmu kesana lagi. Padahal jika kau kesepian aku bisa menginap jadi kau tidak harus datang ke rumah ibumu"
"...."
"Seohyun-ah"
"...."
"Yak!"
"Hm?" Seohyun menoleh sambil tersenyum. "Ada apa?"
"Kau yang ada apa sampai harus menelantarkanku begini" Sahut Leena dengan dramatis. "Apa melihat foto itu sangat menyenangkan? Aku bahkan tidak tau bagaimana cara melihatnya"
"Padahal sudah lebih jelas dibanding bulan lalu" Seohyun lagi lagi tersenyum. "Mereka nampak sangat lucu"
"Okay, alright. Looks like I can learn from you before getting married and having a child" Kata Leena sebelum menghentikan mobilnya pada halaman rumah. "We're here"
"Terima kasih. Kau mau menginap disini?"
"Aku harus menjemput anjingku di dokter hewan, dia terus melenguh padaku seperti seorang jalang"
"Leena"
"Dengan kata lain dia minta dicarikan seorang pasangan"
Seohyun tertawa kecil. "Baiklah, hati hati dijalan"
"Kau juga, ibumu adalah orang yang patut dihati hatikan"
"Mau bagaimana lagi, dia adalah ibuku"
"Yak, kau juga akan menjadi ibu"
"Hm, aku jadi tidak sabar"
"When the time comes, make sure I'll be first one knows about them. Okay?"
"You can't. The doctor must be the first one who sees their faces"
"Ha ha that's funny" Kata Leena dengan wajah cemberut. "I'm serious Seohyun-ah"
"Iya, aku tau. Pulanglah, sampai jumpa dua hari lagi"
Begitu malam tiba dan Seohyun memasuki sebuah kamar, dirinya hanya terdiam di pinggir tempat tidur hingga mendapat sahutan.
"Kau ini...!" Dengus sang ibu sebelum membuka ruang bagi putrinya berbaring di sampingnya. "Saat aku hamil aku tidak pernah lupa letak kamarku sendiri"
"Aku hanya sedang ingin tidur dengan eomma" Sahut Seohyun sambil memeluk lengan ibunya. "Lebih nyaman tidur berdua seperti ini"
"Yak! Kalau begitu menikahlah! Cari pria tampan yang kaya raya dan mau mengurusmu dan anak di dalam kandunganmu itu"
"Mungkin maksud eomma anak anak. Aku sudah bilang dulu jika mereka kembar"
"Kembar atau tunggal pun jika ayahnya tidak ada percuma"
"Eomma"
"Apa?"
"Kadang aku merindukannya"
"Untuk apa merindukan brengsek yang sudah membuatmu hamil lalu meninggalkan bahkan membuatmu kehilangan banyak pekerjaan. Untung saja kau tidak dipecat dari agensimu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda
RomanceSegala hal berubah sejak saat itu. Meski hati berteriak akan kerinduan, kenyataan selalu hadir dan menghantam dengan sangat keras. Membuat satu hati tersiksa dan satu hati lagi menyimpan kebencian akan apa yang telah terjadi, meski telah dihadapkan...