"Seohyun-ah"
"Ne?"
"Leena tidak bersamamu hari ini?"
"Mungkin... dia ada urusan, aku belum mengecek ponselku" Jawab Seohyun ragu.
"Jadi karena Leena ada urusan akhirnya kau kemari bersama pria itu?"
Penata rambut yang sedari tadi menyisir rambut panjangnya, menunjuk ke sudut ruangan. Tempat dimana seorang laki laki duduk bersandar di atas sofa sembari membaca buku.
"Apa dia manajer penggantimu hari ini?"
"Bukan, dia..."
Dret! Dret!
Getaran itu membuat sosok yang mereka bicarakan berdiri lalu mengeluarkan ponsel pink dari dalam saku celananya sebelum kembali duduk.
"Jadi itu alasannya kau belum mengecek ponselmu, dia yang memegangnya"
"Kalian pasti haus, jadi aku membawakan beberapa minuman" Ungkap seseorang yang baru muncul lalu meletakkan beberapa botol minuman di atas meja.
"Ne, terima kasih" Balas Seohyun ramah.
"Lalu... oh, siapa dia? Dia orang baru?" Tanyanya dengan menunjuk sekilas pria yang masih fokus pada kegiatannya.
"Entahlah. Bukankah menurutmu dia terlihat mencurigakan?"
"Maksudmu dengan tracksuit hitam, topi hitam, sepatu, dan masker yang dia gunakan membuatnya terkesan... berbahaya di matamu?"
"Dia tidak melepas maskernya sejak tadi"
"Walau begitu, bagiku dia tetap tampan"
"Bagaimana kau tau jika wajahnya tertutup seperti itu? Kau hanya mengada ngada"
"Hei, tidakkah kau tau? Meski dengan wajah yang tak terlihat pun, ketampanan seorang pria dapat dilihat dari tubuhnya. Kau lihat sendiri, dia tinggi, bahunya juga lebar, bahkan lengan baju yang digulung seperti itu, sudah dapat dipastikan dia masuk ke dalam barisan pria tampan dengan tubuh gagahnya"
"Analisamu sungguh menyesatkan"
"Kalau masih tidak percaya maka minta dia membuka maskernya, aku yakin 1000% dengan analisaku"
"Percuma. Dia bahkan tidak menjawab apalagi ketika aku memintanya menurunkan kaki dari atas meja. Walau benar tampan pun sikapnya sungguh seenaknya"
"Mungkin dia tidak mengerti kau mengatakan apa"
"Memangnya ini dimana? Siapa yang tidak menger...."
"Bisa saja dia dari luar negeri"
"Menurutmu begitu?"
"Aku bukan orang yang bisa menjawabnya. Seohyun"
Seohyun menaikkan alis begitu mendapat pertanyaan yang berusaha dia hindari sedari tadi. "Dia umm... sebenarnya dia..."
"Apa yang harus kukatakan?"
"Sepupumu?"
"Nde?"
"Aku hanya menduga" Perias itu mengubah nadanya menjadi berbisik. "... Karena seluruh barang ditubuhnya terlalu mahal untuk seorang manajer atau asisten sekalipun"
"Bukankah sepupu terlalu diluar konteks. Bisa saja dia teman pria Seohyun atau... apa dia kekasihmu?"
"Nde?" Seohyun membulatkan mata dengan pipi yang langsung merona merah. "Dia... benar, dia sepupuku"
"See, I was right"
"Kalau begitu dia tinggal dimana? Apa dia sungguh berasal dari luar negeri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda
РомантикаSegala hal berubah sejak saat itu. Meski hati berteriak akan kerinduan, kenyataan selalu hadir dan menghantam dengan sangat keras. Membuat satu hati tersiksa dan satu hati lagi menyimpan kebencian akan apa yang telah terjadi, meski telah dihadapkan...