"Eum..."
Cup
"Kyu" Panggil Seohyun dengan suara serak khas bangun tidur. "Kamu masih belum pu..."
Bibirnya terhenti kala ditekan oleh kelembutan bibir pria tampan yang sekarang merengkuhnya dari sisi tempat tidur.
Kyuhyun melumatnya, tak peduli dengan posisi yang kian menindih Seohyun, dia terus mengajak wanita cantik itu untuk mencecap perpaduan air liur mereka dalam tautan tersebut.
Saat bibir keduanya terlepas, kening mereka pun turut menyatu menggantikan bulir kehangatan yang kian merambat dan terlihat disejumlah binar dari tatapan masing masing.
"Kyu"
"Hm"
"...."
"What do you wanna say?"
"Aku mencintaimu"
"I'm not a superhuman that could read someone's head. But I guess that's an exception when it comes to you"
Kyuhyun mencondongkan tubuhnya kemudian berbisik. "Aku juga"
Seohyun dibuat kaget atas perkataan pendek yang sekaligus mengundang berbagai perasaan lain dan bermuara pada pelupuk matanya.
"Kamu tidak keberatan menunggu sebentar lagi bukan?" Kyuhyun mengelap setetes air mata itu dari wajah cantik wanitanya.
"Aku janji semuanya akan kembali pada jalannya masing masing" Dia melingkari pinggang serta menggenggam jemari Seohyun erat.
"... Even us"
Dunianya yang awalnya renggang sekarang menjadi berhimpit bagaikan terisi oleh kepadatan tertuang dalam lubang yang teramat dalam.
Seohyun, selama ini punya berbagai macam lubang dengan berbagai ukuran. Namun setelah pria itu datang lagi dan lagi tanpa mau menyerah, kehampaannya perlahan berubah menjadi sebuah harapan.
Harapan yang baginya adalah sebuah ketakutan tak berujung dengan segala duri disetiap langkah.
"You know, sometimes you just gotta take what you want, whatever the cost. Because of the end of the day, nobody gives a shit whether you're happy or not"
"... And now, by saying that, I wanna ask you a favor" Ibu jarinya mengusap bibir pink itu dengan lembut.
"Put your smile on every time you're with me. That would be so much helpful so I can take another step to get my soul desires for"
Telah melepaskan suatu hal namun hal itu kembali berbalik padanya. Tidak ada yang sanggup dilakukan Seohyun selain menangis saat ini dalam pelukan pria yang sangat dicintainya.
"Jujur saja, kamu satu satunya orang yang bisa menggerakkanku hingga seperti ini. Jadi tolong, jangan minta aku pergi lagi, aku sangat membutuhkanmu"
*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*
"Hoaam" Leena membuka mulut lebar sembari melangkah keluar lift.
"Seohyun-ah" Panggilnya setelah membuka pintu. "Biasanya dia sedang memasak di jam seperti ini"
Kepalanya menengok ke kiri dan ke kanan mencari keberadaan seseorang hingga secara tidak sengaja matanya menangkap objek asing di atas sofa.
"Jaket kulit ini..." Leena meneliti jaket hitam yang diraihnya. "Untuk ukuran Seohyun terlalu besar dan baunya..."
Penciuman tajam yang dia miliki menghantarkannya pada sebuah kesimpulan serta tatapan tajam yang terpantul pada dinding kaca disekitar.
"Si brengsek itu ada disini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda
RomanceSegala hal berubah sejak saat itu. Meski hati berteriak akan kerinduan, kenyataan selalu hadir dan menghantam dengan sangat keras. Membuat satu hati tersiksa dan satu hati lagi menyimpan kebencian akan apa yang telah terjadi, meski telah dihadapkan...