"Alright, take a deep breath" Perintah Leena pada dirinya sendiri.
Dadanya mengembang kempis tanda keresahan di setiap langkah kekanan dan kekirinya.
"Hah~"
"Leena, maaf tidak mengabarimu. Sejak kemarin aku tidak enak badan. Lalu..."
"Kenapa tidak katakan lebih awal?"
"Aku tidak terpikirkan, maaf"
"Tidak terpikirkan atau karena kepalamu dipenuhi perkataan Nyonya C... maksudku, pemilik mulut sampah itu"
"Aku..." Bibir Seohyun terhenti ketika telapak tangan itu terpampang ke depan wajahnya.
"Screw it. I need to think first"
Sementara Leena sibuk menenangkan diri, Seohyun ikut gelisah meski yang bisa dia lakukan hanya duduk di atas sofa dengan dada yang berdegub kencang perihal sosok pria tampan yang tepat ada di sampingnya.
Jika wanita cantik itu sedari tadi tak bisa mendiamkan jemari lentiknya, lain halnya dengan Kyuhyun yang masih berkutat dengan wajah dingin dan ketenangan yang nampak jelas dari deru nafasnya.
Tak sedikitpun terlihat kepedulian apalagi kegelisahan seperti yang dialami semua orang disana. Yang ada dia hanya menatap Seohyun dalam pandangan yang sulit diartikan.
"Aku akan menusuk matamu jika terus melihat Seohyun seperti itu"
"Kau bukan tandinganku"
"Tapi itu sudah cukup membuatmu jera, tuan sombong" Leena bersedekap dengan wajah garang. "Seohyun-ah, kau pindah saja. Jangan disampingnya"
Grep
Seohyun baru akan berdiri namun pergelangannya segera ditahan seseorang.
"Duduk"
"Tapi..."
"Untuk apa menuruti ucapan seorang manajer kurang tata krama sepertinya? Dia punya rasa sosial yang sangat minim"
"Hah!" Leena membuang wajah sinis. "Untuk apa menuruti ucapan mantan yang masih menggilai hingga sekarang? Terlalu sampah"
"You don't know who you're dealing with right now"
"I do know. So, what? Wanna taste my Krav Maga? I could make you unable to move for a week"
"Kyu, Leena, sudah. Jangan bertengkar. Eunhyuk Oppa masih belum bangun sejak tadi"
"Kenapa diam? Kau malu mengaku jika telah kalah dari orang sepertiku?"
"Kumohon, kalian hentikan"
"I have no reason to resist myself anymore"
"No one asks you to do that" Balas Leena sengit.
"You ask me. So don't you dare to run"
"Jangan, Kyu!" Seohyun menahan lengan kekarnya. "Tolong tahan amarah kamu"
"Kamu membelanya? Hanya karena dia manajermu?!"
"Aku tidak membela siapapun. Aku khawatir jika kamu bergerak Eunhyuk Oppa akan jatuh ke lantai"
"Jadi kamu lebih memilih Hyung?!"
"Bukan begitu, aku..."
"Memangnya apa salah Seohyun jika dia memilih orang lain? Kau tidak punya apapun yang dapat mengaturnya. Hubungan kalian sudah lama tidak ada, jika saja kau lupa"
"Leena, sudah!"
"Brengsek..."
"Kyu! Jangan berdi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda
RomanceSegala hal berubah sejak saat itu. Meski hati berteriak akan kerinduan, kenyataan selalu hadir dan menghantam dengan sangat keras. Membuat satu hati tersiksa dan satu hati lagi menyimpan kebencian akan apa yang telah terjadi, meski telah dihadapkan...