"Keluar" Perintah Kyuhyun dengan nada tajamnya begitu membukakan pintu mobil.
"Tidak bisakah bantu aku lagi? Mobilmu terlalu rendah dan... sepertinya ibumu benar, kakiku jadi perih saat digerakkan"
Terdengar helaan nafas berat dari pria tampan itu sebelum mengulurkan tangannya. "Acaranya belum selesai jika kau ingat itu"
"Aku tau. Makanya kau juga harus cepat kembali"
Darahnya yang berdesir diikuti rasa gelitik di dalam dada perihal Kyuhyun yang menggenggam tangannya saat ini.
Sepanjang langkah, nafas MiYeon menjadi tidak teratur akibat kegugupan yang mendera. Terlebih lagi lengan kekar itu sekarang melingkari pinggangnya demi membantunya berjalan.
"Hei, tanganku jadi pegal. Bisa kau lebih menunduk agar lehermu juga jadi lebih rendah? Tubuhmu masih sangat tinggi untukku"
"That's your problem"
"My hand's shaking"
Lagi lagi helaan nafas beratnya muncul sebelum menegakkan punggung yang mana malah membuat lawannya merasa semakin kecil.
"Kyuhyun"
"...."
"Hei, kau sungguh akan membantu..." Tiba tiba pria itu membungkuk dan mencondongkan wajahnya lebih dekat. "Ke, kenapa jadi menatapku seperti itu?"
"Kau"
"A, apa?"
"Bagaimana bisa ibuku sangat membelamu? Apa yang sudah kau lakukan padanya?" Tanya wajah tampan itu dengan ekspresi datar.
"Aku?" MiYeon kaget. "Aku tidak melakukan apapun"
Kedua mata itu menunjukkan rasa tidak percaya yang besar, namun penampakkan itu sirna setelah kedipan saat punggungnya kembali menegak.
"Kenapa kau jadi bertanya begitu? Memangnya ibumu tidak menyukai seseorang?"
"Sudahlah, lupakan. Aku muak membahasnya"
"Sebenarnya jika boleh jujur aku pun juga tidak disukai beberapa orang. Awalnya kupikir itu hal yang wajar tidak menyukai seseorang tanpa sebab yang jelas, tapi kemudian aku bertemu Seohyun"
"Kenapa kau jadi menyinggungnya?" Tanya pria itu tiba tiba dengan nada sinis.
"Mungkin karena bagiku dia sosok yang sempurna dan aku mengaguminya. Dia sangat cantik, sikapnya pun begitu baik dan ramah. Dia peduli pada orang lain, jadi wajar jika semua orang menyukainy..."
"Tutup mulutmu. Kau tidak berhak menilai seseorang yang tidak kau kenal"
"Aku tau. Makanya aku mencoba mengenalnya, tapi seorang selebriti nyatanya sangat sulit didekati karena kesibukan mereka"
"Pikiranmu terlalu dangkal dalam menyikapi kehidupan seseorang" Kyuhyun memang berkata tanpa ekspresi, namun nada suaranya terdengar jika dia pun merasa tidak terima atas penuturan MiYeon.
"... Tidak ada kehidupan yang sempurna bahkan bagi orang yang tampak memiliki segalanya"
MiYeon pun pada akhirnya tertunduk karena merasa bersalah. Fakta yang dikatakan pria itu benar adanya, namun dirinya lah yang sekian detik sebelumnya malah melupakan hal tersebut.
"Aku... sepertinya berkata tanpa berpikir terlebih dahulu" Miyeon tanpa sadar mencengkram kedua sisi gaunnya.
"Maaf jika kau tersinggung... dan maaf juga jika tadi gara gara aku kau malah tidak bisa duduk bersama rekanmu. Aku tau kau sebenarnya ingin menemui Siwon tapi malah kejadian ini terjadi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda
RomanceSegala hal berubah sejak saat itu. Meski hati berteriak akan kerinduan, kenyataan selalu hadir dan menghantam dengan sangat keras. Membuat satu hati tersiksa dan satu hati lagi menyimpan kebencian akan apa yang telah terjadi, meski telah dihadapkan...