8

2.1K 178 52
                                    

Senyumnya mengembang ke arah wanita yang berada di balik meja bar panjang, tempat dia memotong sayuran.

"Apa ada hal yang terjadi sampai aku bisa melihat orang yang tidak pernah di dapur sedang berkutat dengan pisau di atas alas kayu?"

"Appa" MiYeon tersenyum. "Selamat pagi"

"Meski pagi tapi kau sudah membuatku khawatir tidak melihatmu di rumah"

"Tadi aku sudah bilang pada ahjumma jika aku akan pergi ke restoran"

"Orang tua kadang pelupa"

"Tapi appa tidak"

"Aku tidak setua yang kau pikirkan"

MiYeon tertawa kecil. "Baiklah, tuan yang menolak tua"

"Jadi apa yang kau lakukan? Belajar memasak?"

"Begitulah. Ini sudah ketiga kalinya, kuharap kali ini berhasil"

"Kenapa tidak kau bilang lebih awal? Appa bisa memanggilkan seseorang untuk mengajarimu"

"Umm... untuk sekarang aku akan berusaha sendiri. Tapi nanti aku juga akan melakukan yang appa suruh. Sangat sulit menentukan takaran dan tekniknya tanpa seorang guru"

"Perlu bantuan?"

"Sudah selesai" MiYeon menaburkan potongan sayuran ke atas sepiring makanan yang telah siap di atas meja. "Appa cobalah dan katakan padaku bagaimana rasanya"

Sesuai dengan kehendak sang putri, dia memasukkan sesendok penuh dan mulai mengunyah.

Beberapa detik berlalu dengan penuh kecemasan, namun senyum mengembang miliknya membuat bibir MiYeon ikut terangkat.

"Sepertinya aku bisa menguasai masakan ini dengan cepat. Appa terlihat menyukainya"

"Tentu saja, rasanya sangat enak. Walau ini pertama kalinya tapi kau nyatanya berbakat"

"Tck, appa mengatakanya berlebihan. Tapi yakin tidak ada rasa yang kurang atau terlalu dominan?"

"Semuanya pas hingga aku bisa melupakan perkataanmu yang tak bisa mengukur takarannya"

"Baguslah" Ungkap MiYeon dengan wajah puas. "Aku hanya tinggal membuat lagi dan memberikan padanya"

"Padanya? Jadi kau kemari pagi pagi dan berkutat di dapur restoran... hanya untuk membuatkan seseorang makanan?"

"Sebenarnya di rumah juga bisa, tapi bahan bahan disini jauh lebih lengkap"

"Maksudku, kau berusaha keras seperti ini demi Kyuhyun?"

Wajah MiYeon merona merah. "Bu, bukan, aku... iya aku memang memasak untuknya, tapi semua ini juga pasti akan terjadi meski aku tidak mau sekalipun. Pada akhirnya aku harus belajar memasak untuk... kehidupan pernikahanku nantinya"

"Oh ya? Baiklah, appa percaya" Jawabannya membuat sang putri terlihat lebih rileks. "Buatkan juga untuk ibumu, dia pulang hari ini"

"Eomma? Sungguh? Kupikir dia masih sangat sibuk mengurus kliennya di luar negeri"

"Dia bilang jenuh dan ingin pulang"

MiYeon terkikik. "Ne, eomma memang adalah eomma. Aku juga pasti akan membuatkan untuknya, setelah aku ke tempat Kyuhyun"

"Kau sampai ingin mengantarkannya? Kau yakin dia ada di rumah?"

"Dia tidak mengangkat panggilan sejak mengantarku kemarin, mungkin karena sibuk. Aku pun juga tidak mau terlalu menganggunya, jadi jika memang dia tidak di rumah aku bisa menitip ini di pos penjaga"

TacendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang