Dua mangkuk salad yang diletakkan dikedua ujung meja makan yang panjang itu menjadi penutup dari semua jamuan yang disiapkan.
"Kuharap kalian menyukainya, aku sudah memikirkan berkali kali makanan apa saja yang harus disiapkan untuk malam ini"
Elena tersenyum hangat. "Tidak apa apa, aku senang menantuku telah berusaha keras membuat semua ini"
RenJu ikut tersenyum lalu menepuk pundak putrinya. "Sebenarnya MiYeon agak sibuk hari ini, jadi tadi aku yang membeli ini semua diluar"
"Oh benarkah? Baiklah, apapun yang datang dari kalian akan selalu kami terima"
"Ne, terima kasih atas pengertiannya. Silahkan dinikmati"
Segala pembicaraan kecil yang mengundang senyum bahagia menghinggapi acara makan tersebut, layaknya satu keluarga besar yang memiliki hubungan sangat erat.
Tentunya semua akan semakin sempurna jika saja satu orang di pojokan ikut mengerluarkan suara. Namun nyatanya bibir itu mengatup sempurna selain untuk memasukkan makanan yang jika dihitung tak sampai lima jari tangan.
"Apa kau tidak suka makanannya, sayang?" Tanya Renju dengan nada khawatir. "Maaf jika kau tidak menyukainya. Kebanyakan menunya adalah kesukaan MiYeon, tapi sepertinya selera kalian tidak sama"
MiYeon yang merasa terpanggil, menoleh ke arah yang sama. Namun kembali lagi, raut dingin yang dipancarkan oleh wajah tampan itu membuatnya menunduk.
"Tidak, saya menyukainya"
Jawaban Kyuhyun membuat Renju menghela nafas lega, bahkan hal itu pun juga mampu membuat putrinya mengangkat kepala.
"Yahh... walaupun kau berkata begitu untuk menyenangkannya, kupikir jawaban jujur akan jauh lebih baik" Celetuknya dengan senyum ramah. "Kuperhatikan kau sedikit pemilih"
"Dalam waktu dekat ini akan perilisan album. Jadi saya tidak punya pilihan selain mengikuti kehendak manajer kami untuk menjaga pola makan"
"Benar juga. Berdiri sebagai publik figur menuntutmu sempurna dalam segala hal, harus bekerja keras setiap hari tanpa henti. Tapi hasilnya justru luar biasa, Miyeon selalu merona walau hanya sekedar menatap fotomu"
"Eomma" MiYeon menyenggol lengan ibunya.
"Mungkin setelah ini kau bisa melihat kamarnya. Dia tiba tiba mengoleksi banyak album seperti anak remaja"
"Hentikan" Bisik sang putri. "Kau membuatku malu"
"Eomma tau apa yang eomma katakan. Kau tenang saja" Renju tersenyum sebelum menoleh ke arah pria yang beranjak dari kursi. "Kau sudah selesai? Mau tambah lagi"
"Terima kasih, tapi ini sudah lebih dari cukup"
"Kau takut otot ototmu menghilang rupanya" Celetuknya. "Apa kau akan langsung pulang, sayang?"
"Sebenarnya..." Elena tiba tiba membuka suara. "Kyuhyun ingin mengatakan sesuatu pada MiYeon, benar kan sayang?"
"...."
"Kenapa diam? Kau lupa ingin mengatakan apa?"
Bukannya memandang pemberi pertanyaan yaitu sang ibu, tatapan Kyuhyun malah tertuju kepada Junghwa yang dikala itu terlihat memancarkan rasa kesal akan sikapnya barusan.
"Apa mungkin kau perlu tempat yang lebih sunyi? MiYeon dapat membawamu ke halaman belakang" Usul Renju.
"Eomma, tapi aku belum selesai makan"
"Nanti saja, kau kan perlu menjaga berat badanmu. Sana, ajaklah Kyuhyun ke tepi kolam"
*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*•*
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda
RomanceSegala hal berubah sejak saat itu. Meski hati berteriak akan kerinduan, kenyataan selalu hadir dan menghantam dengan sangat keras. Membuat satu hati tersiksa dan satu hati lagi menyimpan kebencian akan apa yang telah terjadi, meski telah dihadapkan...