"Siapa orang tuamu?"
"Tck" Kyuhyun menghempaskan kue dari tangannya.
"Apa pekerjaan mereka?"
"Cukup"
"Aku tidak bertanya padamu"
"Aku sudah bilang untuk jangan bertanya macam macam. Jika begini maka anda lebih baik pulang saja"
"Apa pekerjaanmu, Seohyun-ssi?" Songhwa mengacuhkannya dan hal itu pun membuat Kyuhyun semakin jengah.
"Saya..."
"Apa kau juga penyanyi seperti dia?"
"Iya, tapi itu dulu. Sekarang..."
"Kau berhenti? Apa karena kau mengincar pekerjaan yang penghasilannya lebih besar?"
"Bukan begitu, saya..."
"Jadi kau bukan seseorang yang tergila gila dengan uang. Lalu bagaimana dengan orang tuamu? Kau tinggal bersama mereka?"
"Saya tinggal sendiri"
"Ayahmu?"
"Hentikan, jangan bertanya lagi"
"Kau lah yang berhenti mengganggu perbincangan kami"
"Ini namanya introgasi...! Sudah cukup, nenek pulang saja" Kyuhyun berdiri lalu menarik Songhwa.
"Giliran seperti ini baru kau memanggilku sebagaimana mestinya"
"Aku bisa menggunakan mulutku untuk berkata apapun"
"Termasuk melindungi kekasihmu?"
"...."
"Kau yakin dengan pilihanmu? Tidak akan ada penyesalan nantinya?"
"Aku muak mendengar pertanyaanmu terus menerus. Diamlah"
Songhwa menghela nafas kemudian menoleh kebelakang, tepatnya kearah wanita cantik yang berdiri sendirian menatap kepergiannya.
"Aku bisa melihat jika kalian habis bersenang senang tadi malam. Apa kau akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu padanya?"
"...."
"Entah kau diam karena tidak punya jawaban atau memang menyimpannya sendiri untukmu. Pada akhirnya pertanggungjawabanmu akan dituntut saat itu juga"
"Terserah"
"Kalau begitu satu pertanyaan terakhir sebelum aku pergi" Katanya sembari menunggu pintu lift terbuka.
"... Bagaimana perasaanmu padanya?"
"Anda menanyakan hal yang jawabanya sudah jelas"
"Maksudku, perasaan yang kau miliki untuknya, apakah itu mampu untuk membuatmu mempertaruhkan segalanya?"
"Pertanyaan terakhir sudah digunakan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda
RomanceSegala hal berubah sejak saat itu. Meski hati berteriak akan kerinduan, kenyataan selalu hadir dan menghantam dengan sangat keras. Membuat satu hati tersiksa dan satu hati lagi menyimpan kebencian akan apa yang telah terjadi, meski telah dihadapkan...