Segala pembicaraan serius dari ketujuh orang tersebut harus berakhir ketika pintu kembar disudut ruangan terbuka tiba tiba oleh sosok pria gagah berbadan tinggi yang ikut menunjukkan raut bingung sama seperti mereka.
"Kupikir kau akan mengetuk pintu terlebih dahulu agar kami tau ada tamu" Junghwa menengahi keadaan canggung disana.
"Tidak..." Kyuhyun melepas jaketnya lalu memberikan pada pelayan yang berdiri di samping pintu.
"Baiklah, kalau begitu kau bisa duduk" Katanya terhadap sang putra yang ternyata lebih memilih untuk berdiri di tempatnya. "Apa yang kau lakukan? Cepat duduk agar aku bisa mengenalkan mereka semua padamu"
"Presdir, bukankah dia..."
"Benar, kalian belum pernah bertemu langsung dengan putraku. Dia yang sekarang ini harus menjadi prioritas kalian, meskipun aku juga sudah mengajarinya banyak hal tapi setiap bagian punya masing masing keahlian. Aku ingin kalian mengajarkan keahlian itu padanya"
Junghwa menyandarkan punggung tanpa memperdulikan tatapan semua orang disana. "Buat dia siap dalam satu tahun"
"Presdir" Protes mulai bermunculan dari keenam orang tersebut. "Kenapa jadi tiba tiba?"
"Apa maksud anda, anda akan mundur tahun depan? Apa yang terjadi?"
"Hal seperti ini harus dipertimbangkan terlebih dahulu dengan semua perwakilan tapi anda malah memutuskan sendiri. Ini tidak masuk akal"
Kyuhyun menatap satu demi satu para tamu yang melayangkan ketidaksukaan mereka dalam guratan tajam bagaikan sosok berdarah dingin.
"Kita tidak bisa membiarkan orang asing langsung memimpin perusahaan sebesar ini, terlebih dia tidak punya..."
"Putraku menyelesaikan studinya lebih cepat dengan nilai yang sangat memuaskan, walau akhirnya dia menolak keinginanku tapi dia punya dasar serta latar pengetahuan yang begitu memungkinkannya untuk dapat menempati posisi ini"
"Presdir, dia seorang penyanyi idola...! Apa yang akan orang orang pikirkan jika dia yang menggantikan anda?"
"Hanya karena dia putra anda, kita tetap tidak bisa memberi kemudahan begitu saja"
"Aku tidak minta kemudahan. Kalian bisa memperlakukannya seperti yang lain, lakukan secara adil. Ini keputusan finalku"
"Presdir!"
Bukan tanpa sebab, dan Kyuhyun sudah lama mengetahuinya. Namun sayang, tak satu pun dari mereka menaruh perhatian pada sejumlah obat obatan di atas meja kerja diujung ruangan.
Membaca situasi dengan cepat ditambah sikap yang terlampau sangat jelas, Kyuhyun tak perlu mempekerjakan otaknya begitu keras sebab kesimpulan itu telah sampai pada lidahnya.
"Kalian hanya memprotes hal yang memang kalian inginkan sejak dulu"
Suara berat yang berujar suatu kalimat dengan dinginnya, membuat semua orang menoleh dalam raut kekesalan yang meningkat seiring perkataannya.
"... tidak perlu menutupi dengan alasan melindungi perusahaan, kalian hanya sejumlah orang diluar sana yang banyak tingkah tanpa dapat menggunakan otak kalian dengan baik demi sebuah solusi yang tepat, dasar munafik"
"Kau!" Salah satu dari mereka mendekat dan langsung mencengkram kerah Kyuhyun.
"... Jangan harap kau bisa melakukan hal ini, masih terlalu cepat puluhan tahun bagimu yang hanya mengandalkan pengaruh presdir sedangkan tata krama saja kau tidak punya sedikitpun"
"Sayangnya aku memang begitu" Kyuhyun menepis dan menggenggam pergelangan orang itu hingga membuatnya meringis kesakitan. "Berbeda dengan presdir kalian, aku orang yang cenderung lebih suka menggunakan otot"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda
RomanceSegala hal berubah sejak saat itu. Meski hati berteriak akan kerinduan, kenyataan selalu hadir dan menghantam dengan sangat keras. Membuat satu hati tersiksa dan satu hati lagi menyimpan kebencian akan apa yang telah terjadi, meski telah dihadapkan...