SKALA bagian 2 | Chap. 50

2.3K 153 31
                                    

Sejak kapan kamu suka drakor?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak kapan kamu suka drakor?

Selamat membaca 🌻
......

Pandangan Dian menatap Luna begitu getir.

Bagaimana tidak? Dimasa perjalanan menaiki taxi, Luna sudah seperti mayat hidup. Ditanya tidak menjawab, sorot matanya terlihat kosong dan hampa, serta tak berkutik sama sekali.

"Lun, lo gak apa- apa?"

Tak ada sahutan, Dian menghela napas pelan. Jika saja Gadis tak menghalanginya, mungkin hal ini tak akan terjadi.

Dian sangat merasa bersalah terhadap Luna. Terlihat dari raut wajah sahabatnya itu yang semakin murung saat Dian memberitahu bahwa rekaman tersebut sudah dihapus oleh Gadis. Bukti mereka satu- satunya sudah lenyap.

Dian juga sudah mengetahui semuanya. Sebelum memesan taxi untuk beranjak pulang, Luna menceritakan semuanya. Yah.. Walaupun atas paksaan dari Dian.

Dian benar- benar tak habis pikir, Skala memperlakukan Luna dengan seenaknya.

"Mampir makan dulu, gimana?" tawar Dian. Ia kembali menggumam, berpikir sebentar. "Atau beli es krim?"
Kali ini, Luna merespon. Hanya dengan gelengan lemah.

"Langsung pulang."

Dian lagi- lagi hanya bisa menghela napas pelan. Ia menurut pasrah, menuruti saja keinginan Luna. Mungkin sahabatnya itu butuh ketenangan dan istirahat yang cukup saat ini.


.........

Skala menghempaskan tubuhnya dihamparan kasur miliknya. Pikirannya semakin kacau, dirinya terus berdecak kesal atas apa yang ia lalui hari ini. Skala benar- benar letih, baik secara fisik maupun batin.

Skala melirik ponsel disebelahnya, tak ada satupun panggilan masuk. Skala kembali bangkit dan beralih duduk ditepi ranjang. Untuk sejenak, Skala kembali mengingat kejadian di koridor tadi.

Skala mengangkat tangan kanannya, menyadari atas apa yang telah ia perbuat terhadap Luna.

"Apa gue terlalu keterlaluan?"

Skala mengacak rambutnya frustasi, berpikir keras hanya akan membuatnya lelah sendiri.

"Bodo amat ah!"

.........

Setelah membayar ongkos taxi, Dian mengajak Luna untuk masuk kedalam rumah sahabatnya itu. Dian memilih untuk mampir sebentar.

SKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang