SKALA RAY BUANA,
Seorang lelaki remaja yang memiliki banyak penderitaan dalam hidupnya.
Semua berasal dari keluarga. Hidup tanpa perhatian dan kasih sayang dari orangtua menyebabkan sosok SKALA menjadi berandal dan keras kepala.
SKALA selalu bers...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kau menganggapku sebagai orang yang paling menderita akan sikap keras kepalamu,
dan kau tak menyadari bahwa aku yang paling sabar menghadapi sikapmu itu.
Selamat membaca 🌻 ...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kapan sikap keras kepala kamu bakal hilang?" lirih Luna lemah. Cewek itu menunduk, menatap sepasang sepatunya.
"Minggir, gue mau duduk."
Luna mematung ditempatnya saat itu juga, ia sangat kenal pemilik suara tersebut.
Luna perlahan membalikkan tubuhnya. Saat itu juga Luna dapat melihat dengan jelas, siapa dihadapannya sekarang.
"Masih atau enggaknya sikap keras kepala gue, itu bukan urusan lo. Apa perlu kata 'break' gue tulis di buku catatan lo?"
Luna terdiam beberapa saat, pandangannya menatap nanar ke arah Skala.
Apa benar Skala Ray Buana yang berbicara didepannya saat ini?
Dan, apa tadi? Skala memakai gue-lo, tidak lagi menggunakan aku-kamu. Apa yang sebenarnya ada dalam pemikiran Skala saat ini?
"Kalau gue keras keras kepala, lo egois!" ucap Skala tanpa beban. "Lo menderita dengan sikap keras kepala gue 'kan? Jawab!"
Luna menunduk, iris matanya kembali dibuat berkaca- kaca oleh seorang Skala. Luna sangat malu menjadi pusat perhatian teman- temannya yang lain.
"Kalau lo lelah dengan sikap gue, kenapa lo datang ke kehidupan gue? Kenapa lo mau nerima gue, hah?! KALO ORANG NGOMONG TUH TATAP MATANYA!"
Semua orang yang ada dikelas hanya bisa diam memperhatikan kejadian tersebut, tak terkecuali Erik, Raga, Bian, dan Surya. Tak ada yang berani ikut campur, mereka masih sayang nyawa daripada melakukan hal demikian.