I’m way too good at goodbyes.
Selamat membaca 🌻
...Hari minggu adalah hari yang dimanfaatkan dengan sangat baik untuk berehat dan melepas beban dari hari-hari kemarin. Sama seperti Skala saat ini.
Dirinya dan ke empat sahabatnya sudah membuat janji akan kumpul di rumah Erik. Mereka akan bersenang- senang. Mulai dari bermain PlayStation, mengobrol ringan, beralih membahas hal yang melenceng dari bahan pembicaraan lalu berujung ghibah.
Seperti itulah jalan otak manusia. Perempuan maupun lelaki, jika sudah berkumpul layaknya membentuk organisasi---ghibah akan menjadi kegiatan yang tak boleh terlewatkan.
Saat menginjakkan kaki di rumah Erik, yang lainnya cukup terpukau. Dari luar serta fasilitas yang ada dalam rumah Erik membuat mereka tercengang. Mereka baru menyadari bahwa Erik orang yang sangat berada.
Erik muncul dari balik pintu seraya membawa minuman dingin serta camilan ditangannya.
Bian berdiri tegak, dengan cepat menghampiri Erik lalu menyodorkan tangannya dengan antusias.
"Sini-sini, gua bantuin bawa!"
Erik mendesis pelan, menyodorkan sebagian bawaan yang ada ditangannya.
"Disuruh bawa buku tiga biji doang ogahnya minta ampun! giliran gue bawa makanan tiga karung, lo buang hajat belum cebok pun bakal nyamperin gue! Iya'kan?"
Bian tersenyum lebar, "Junjunglah prinsip SCTV!"
"Lo ngomong apaan, sih?" Bantah Erik tak mengerti.
"Satu Untuk Semua!" balas Bian bernada.
Erik memutar bola matanya malas, memilih menghampiri teman-temannya yang kini tengah bersantai di balkon kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKALA
Teen FictionSKALA RAY BUANA, Seorang lelaki remaja yang memiliki banyak penderitaan dalam hidupnya. Semua berasal dari keluarga. Hidup tanpa perhatian dan kasih sayang dari orangtua menyebabkan sosok SKALA menjadi berandal dan keras kepala. SKALA selalu bers...