Cerna baik-baik
ucapan Ayah kamu. Jangan sampai nyesel di kedepannya.Selamat membaca 🌻
..."Orangtua Skala datang, pengen ketemu kamu."
Dian dapat merasakan, Luna menegang ditempatnya. Rentetan kalimat yang diucapkan Rani bagaikan aliran listrik ditubuh Luna.
"Turun, Lun."
Luna mendongak, menatap Dian yang baru saja buka suara.
"Temui mereka," ucap Dian lagi. "Walaupun lo gak dapet kesempatan untuk ngejelasin ke Skala, setidaknya, jelasin ke orangtuanya."
Luna nengangguk pelan, memantapkan hatinya untuk bersedia berhadapan dengan Yudha dan Sarah. Mungkin ucapan Dian benar, Luna kali ini mendapat kesempatan untuk menjelaskan semuanya, menjelaskan kesalahpahaman yang membuat hubungannya dengan Skala menjadi renggang.
"Ma, tunggu dibawah. Luna akan menyusul."
.........
Luna perlahan turun, menghampiri Rani yang tengah duduk dihamparan sofa bersama orangtua Skala.
Dan jangan lupakan Dian. Perempuan itu mengekori Luna dari belakang. Hanya untuk berjaga-jaga jika ditengah obrolan, Luna tak sanggup menahan rasa emosionalnya dan Dian mampu untuk angkat bicara.
Luna memilih duduk berhadapan dengan Yudha dan Sarah. Sedangkan Dian mengambil duduk disebelah Rani.
"Maaf mengganggu malam-malam, Luna. Kamu merasa keberatan 'kah akan kedata.."
"Enggak sama sekali, Om." potong Luna cepat, tak ingin suasana semakin terasa canggung.
"Kami berdua datang kesini untuk bicara satu hal sama kamu, boleh?" pinta Sarah kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKALA
Teen FictionSKALA RAY BUANA, Seorang lelaki remaja yang memiliki banyak penderitaan dalam hidupnya. Semua berasal dari keluarga. Hidup tanpa perhatian dan kasih sayang dari orangtua menyebabkan sosok SKALA menjadi berandal dan keras kepala. SKALA selalu bers...