SKALA bagian 2 | Chap. 73

2.7K 179 16
                                    

Selamat membaca 🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca 🌻
...

Cahaya mentari dari arah balkon kini tengah memapari kamar Skala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cahaya mentari dari arah balkon kini tengah memapari kamar Skala.

Sang pemilik kamar perlahan membuka matanya, berusaha menyesuaikan pencahayaan di sekitar.

Skala perlahan bangkit, mengembangkan senyumnya. Hari ini, Skala berencana untuk membuat sesuatu---atas permintaan maafnya untuk Luna.

Terkesan mendadak memang, namun Skala telah bertekad untuk melakukannya.

Tangan Skala terulur, mengambil ponselnya di atas nakas.

Lelaki bertubuh jangkung tersebut menepuk jidatnya pelan, ketika mendapati bahwa ponselnya tidak menyala.

"Maaf ya, ponsel. Gue lupa nge-charger lo semalam,"

Skala lalu mengisi daya ponselnya, kemudian berlalu pergi menuju toilet untuk segera mandi.

...

Setelah selesai siap-siap, Skala mulai menuruni anak tangga. Ia menghampiri sang Ayah, mengembangkan senyumnya.

"Ada apa?" Yudha mendongak, meletakkan korannya.

"Kunci motor!" Skala menyahut semangat, membuat Yudha terkekeh pelan.

"Yakin mau bawa motor, gak mau Ayah antar?"

"Enggak usah, Ayah. Skala ada jadwal kegiatan lagi sepulang sekolah."

"Cih!" Yudha mencibir pelan, "Jadwal apa, anak muda? Jadwal kencan bersama sang pujaan hati?"

"Alay!" Skala balik mencibir, membuat Sarah yang menyiapkan sarapan tertawa kecil.

"Kamu ini berdosa banget, anak muda!" Yudha menggeleng heran, lalu memberikan kunci motor untuk sang putra. Kemarin, motor Skala sudah datang dari bengkel dan kini bisa dipakai kembali.

SKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang