SKALA RAY BUANA,
Seorang lelaki remaja yang memiliki banyak penderitaan dalam hidupnya.
Semua berasal dari keluarga. Hidup tanpa perhatian dan kasih sayang dari orangtua menyebabkan sosok SKALA menjadi berandal dan keras kepala.
SKALA selalu bers...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamatmembaca 🌻 ...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Luna, lo ngapain disana?"
Tubuh Luna seketika panas dingin mendengar suara Gadis yang terdengar. Terlihat, Skala juga tengah menatapnya, membuat Luna semakin kelimpungan.
"Lo ngapain?" Gadis kembali mengulangi pertanyaannya. "Lo nguping?"
Luna menggeleng cepat, menelan salivanya sebelum membuka suara.
"Eng.. enggak, kok." jawab Luna terbata-bata. Ia mengangkat tangannya, "Waktu jalan, tangan aku kebentur pintu." lanjutnya memberikan sebuah alasan.
Melihat gelagat Luna yang terkesan aneh, menimbulkan kerutan di dahi Skala. Lelaki itu tak henti-hentinya melempar tatapan tajam yang selalu membuat sang lawan mampu mati kutu di tempat.
Gadis memutar bola matanya malas. Jika saja tak ada Skala disini, Gadis sudah pasti menjambak rambut Luna saat itu juga. Luna sudah merusak segalanya!
Luna memilin bibirnya, bingung harus melakukan apa. Tubuhnya seketika kaku, tak bisa beranjak dari tempatnya begitu mudah. Tatapan Gadis dan Skala sama-sama membuatnya gugup sendiri.
"Maaf kalau aku ganggu obrolan kalian," ucap Luna berusaha menahan nada suaranya. Luna menundukkan kepalanya, hal yang selalu ia lakukan saat merasa bersalah, gugup, dan menyembunyikan buliran bening yang akan terjun dari pelupuk matanya.
"Gue cabut ke kelas."
Celetukan Skala membuat pandangan Gadis sontak terjaga, iris matanya seketika menatap lelaki itu.
Skala menghela napas pelan, mendinginkan kepalanya sejenak. Entah kenapa kedatangan Luna membuat pikirannya semakin kacau, tak mampu untuk berpikir jernih.
"Gue belum bisa jawab." balas Skala seadanya.
Gadis tampak berpikir, "Kalau gue beri lo waktu dan gue kembali untuk denger keputusan lo, bisa?"
