Selamat membaca 🌻
...Setelah menempuh senja yang mereka inginkan, kini Skala mengantar Luna untuk pulang ke rumahnya.
Motor Skala telah memasuki pekarangan rumah Luna dengan aman.
Luna perlahan turun dari motor milik Skala, lalu melepas helm dari kepalanya.
"Aku masuk ke dalam ya, hati-hati di jalan."
"Iya, Luna." Skala membalas dengan senyum tulus di bibirnya.
Luna menyerahkan helm ke tangan Skala. "Pulang gih, udah mulai larut."
Masih dengan senyum yang mengembang, Skala melepaskan helm-nya lalu turun dari motor.
Perlahan, Skala mendekat ke arah Luna.
"Mau janji sama aku?" pinta Skala.
"Apa?"
"Jangan pernah pergi setelah ini,"
Luna menghela napas pelan, "Masih over thingking?"
Skala membasahi bibirnya, iris matanya terkesan redup.
"Mimpi itu bikin aku takut."
Luna menatap Skala lekat, perlahan mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan kanan sang pacar.
"Justru rasa takut dan pikiran buruk itu yang bikin kita semakin dekat sama hal-hal yang gak pengen kita inginkan. Berpikir positif aja, ya?"
Skala tak langsung membalas, ia balik menatap Luna yang terlihat begitu tenang.
"Aku bangga banget punya kamu, Lun." ungkap Skala, sangat tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKALA
أدب المراهقينSKALA RAY BUANA, Seorang lelaki remaja yang memiliki banyak penderitaan dalam hidupnya. Semua berasal dari keluarga. Hidup tanpa perhatian dan kasih sayang dari orangtua menyebabkan sosok SKALA menjadi berandal dan keras kepala. SKALA selalu bers...