SKALA bagian 2 | Chap. 55

2.2K 148 39
                                    

Aku baru saja merakit remukan hati yang berserakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku baru saja merakit
remukan hati yang berserakan.

Dan kau kembali menghancurkannya, dengan membawa beban beserta luka.

Bahkan, sangat dalam.


Selamat membaca 🌻
...

Sinar mentari telah menerpa ruang kamar Luna dari tirai jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar mentari telah menerpa ruang kamar Luna dari tirai jendela. Dian yang baru muncul dari balik pintu kamar mandi langsung melirik ke arah ranjang yang memperlihatkan Luna masih mendengkur halus dalam tidurnya.

Dian mengulas senyum singkat. Mendapat kepercayaan dari orangtua Skala ternyata berpengaruh pada kondisi Luna. Sahabatnya itu akhirnya bisa tidur dengan nyenyak.

Dian sebenarnya tak tega membangunkan Luna. Namun, mengingat jam sudah menunjukkan pukul setengah enam, membuat Dian harus membangunkan Luna untuk bersiap- siap.

Tak butuh waktu lama untuk Dian menghampiri Luna, karena sahabatnya itu kini bangkit dengan sendirinya.

Mata Luna menyipit, menyesuaikan cahaya yang ada disekitarnya.

"Bagaimana tidurnya, Tuan Putri?" sambut Dian tak melenyapkan senyumnya.

Luna terkekeh pelan membalas pertanyaan Dian. Ia mulai beranjak dari kasur, mengambil handuk lalu melangkah masuk ke dalam toilet.

Disisi lain, Dian mulai mempersiapkan diri. Memakai seragam sekolah dan mengemas beberapa buku sesuai dengan jadwal hari Senin.


...


Luna dan Dian berjalan menyusuri koridor. Dari arah lapangan, terlihat para OSIS tengah menyiapkan atribut untuk upacara nanti. Mengingat hari ini adalah hari Senin.

"Siapa 'sih yang nyiptain tradisi setiap hari Senin harus upacara bendera?" tanya Dian dramatis.

"Emang kenapa?" tanya Luna, iseng.

SKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang