SKALA bagian 2 | Chap. 68

2.7K 180 15
                                    

Selamat membaca 🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca 🌻
...

Pak Hardi tak henti-hentinya menghela napas pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pak Hardi tak henti-hentinya menghela napas pelan. Raut wajah Pak Bruto sangat menggambarkan dengan jelas, bahwa putrinya benar-benar tak mendapat kesempatan untuk membantah jika dikeluarkan dari sekolah.

"Saya meminta maaf sebesar-besarnya atas tindakan putri saya, Pak." rutuk Pak Hardi mewakili Gadis.

Putri semata wayangnya tersebut memilih untuk menunggu di luar ruangan. Dengan alasan, Ia merasa kesal dengan sang Ayah dikarenakan tak membelanya di aula tadi.

"Surat pengembalian siswa untuk orang tua akan segera menyusul tiga hari lagi. Perlu saya ingatkan pula, bahwa Gadis berhenti bersekolah mulai besok."

"Saya tak bisa protes sedikitpun, Pak. Putri saya sudah melakukan kesalahan, sudah sepantasnya mendapatkan ini." ungkap Pak Hardi, begitu paham akan situasi saat ini.

Pak Hardi bukannya senang jika Gadis dikeluarkan dari sekolah. Namun, jika Pak Hardi membantah keputusan Pak Bruto, itu sama saja dengan Pak Hardi yang menutupi kesalahan putrinya. Tipe orang tua seperti itu sangatlah buruk.

Pak Hardi berdeham pelan, ingin membuka suara kembali mengenai keputusan yang sudah ia pikirkan beberapa saat lalu.

"Saya ingin mengajukan satu hal kepada Bapak,"

Pak Bruto memperbaiki duduknya, mengamati wajah Pak Hardi yang terkesan sangat serius.

"Hal mengenai apa, Pak Hardi?" sahut Pak Bruto kemudian.

"Saya akan kembali ke Palembang, dan akan melanjutkan tugas disana."

"Lalu posisi Pak Hardi disini sebagai guru Kesiswaan, siapa yang akan menggan.. maaf, maksud saya, apa Pak Hardi tengah mengajukan pengundurkan diri?"

"Bisa dikatakan seperti itu," Pak Hardi menjawab, di akhiri hembusan napas berat. "Saya akan menyekolahkan Gadis disana, dan akan sangat susah untuk menjaga dia jika saya masih menjadi guru disini."

Pak Bruto mengangguk pelan, paham akan maksud dari ucapan Pak Hardi. Dirinya juga seorang Ayah, jadi sesama Ayah harus saling mengerti akan situasi seperti saat ini.

SKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang