AuthorNote :
Mulmed yang aku kasih di atas mewakili perasaan Skala banget!Semoga feel-nya dapet ya, hehe^^
Selamat membaca 🌻
..."Alhamdulillah,"
Luna, Dian, beserta anggota aktifis mading bernapas lega saat menuruni tangga di belakang panggung.
Penampilan mereka yang mengumumkan mengenai publikasi mading akhirnya berjalan dengan lancar.
"Tarik napas lalu buang secara perlahan, guys! Selesai publis mading, kita santai."
Juna mengangkat jempolnya, menyetujui ucapan Dian.
"Demi apa! gue waktu megang mic, tangan auto gemetaran, dong!" ungkap Mia, mengibaskan tangannya seakan- akan masih merasakan kegugupan.
"Sama, anjir! Tapi bedanya, gue gugup karena diliatin doi." timpal Sasa. Ia menepuk-nepuk bahu Mia, memperlihatkan gestur heboh.
"Luna, masih sibuk gak? Aku mau bicara,"
Semua pandangan seketika teralihkan, memandang kedatangan Skala yang terkesan tiba-tiba.
"Maaf ganggu kalian, gue mau bicara sama Luna."
Skala kembali membuka suara, terkesan seperti meminta izin dikarenakan semua pandangan menatapnya dengan beragam ekspresi.
Luna berdeham pelan, menetralisir tenggorokannya yang mendadak tercekat. Luna berusaha berpendapat logis, mungkin dirinya tengah butuh asupan air---bukan karena alasan lain.
"Luna, kamu mau, 'kan?" pinta Skala, begitu memperlihatkan nada suara penuh harap.
Namun detik kemudian, harapan tersebut pupus begitu saja.
Skala tersenyum miris, ketika mendapat gelengan kepala akan respon dari permintaannya.
"Aku gak ada waktu. Mading belum dipublikasikan, dan kami belum lepas dari kesibukkan." ucap Luna, menolak permintaan Skala secara terang-terangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKALA
Ficção AdolescenteSKALA RAY BUANA, Seorang lelaki remaja yang memiliki banyak penderitaan dalam hidupnya. Semua berasal dari keluarga. Hidup tanpa perhatian dan kasih sayang dari orangtua menyebabkan sosok SKALA menjadi berandal dan keras kepala. SKALA selalu bers...