4.

547 96 11
                                    

SMA JYH

"Selamat pagi, anak-anak." Sapa Go Chul-san selaku kepala sekolah di SMA JYH.

"Pagi, Sansenim." Jawab semua murid serentak.

"Pagi ini ada 3 pengumuman. Pertama, wali kelas kalian Tn. Jung Il-woo tiba-tiba mengundurkan diri karena harus kembali ke rumah orang tuanya yang sedang sakit. Yang kedua, akan ada wali kelas baru untuk kelian. Silakan perkenalkan diri." Kepala sekolah mempersilakan.

"Ne. Annyeong, semua. Namaku Kang Min-hyuk. Mulai hari ini adalah wali murid kalian."

"Woooooouuuuuuw" Semua murid ramai terutama yang perempuan karena guru mereka yang begitu tampan.

"Sudah-sudah tenang semua. Yang terakhir, kalian mendapat teman baru. Ayo perkenalkan dirimu."

"Ah... Ne... Annyeong. Namaku Lee Shin-ji. Ayo kita berteman dengan baik... Semuanya..."

48 Jam Sebelumnya

Rumah Sakit Seoul

Shin-hye masih menggenggam tangan putranya. Dengan kekhawatiran yang tidak kunjung reda. "Jadi, putra saya akan tetap seperti ini, Sansenim?"

"Ne, pasien mengalami syok karena penganiayaan. Kami tidak bisa memastikan pasien kapan bangun dari koma." Jelas dokter.

"Shinhywa-ya..." Kini air mata itu benar-benar jatuh. Shin-hye membelai rambut putranya.

"Kami permisi, nyonya."

"Ne, kamsahamida." Setelah dokter pergi, Shin-hye menunduk pada lengan Shin-hwa. "Jangan seperti ini, Shinhwa-ya... Kau ingin eomma mati perlahan?" Isakan pelan terdengar dari mulut Shin-hye.

Shin-hye mengusap air matanya lalu keluar. "Aku tidak bisa diam begini." Shin-hye mengeluarkan ponsel lalu menghubungi seseorang.

Sing-Dance Club

"Jadi, berapa anda akan meminjam?" Seorang pria dengan banyak anak buah dibelakangnya.

"5.000.000 won."

"Anda yakin bisa membayarnya?" Pria itu menghisap rokok lalu menghembuskan asap ke wajah ahjussi yang duduk di depannya.

"Sa-saya usahakan." Ahjussi itu hanya menunduk.

"Berikan yang dia minta." Pria itu menyuruh anak buahnya untuk mengambil uang di dalam koper hitam. "Ini. 5.000.000 won. Karena aku baik, setiap bulan harus memberikan 300.000 won. Kepada kami. Dalam waktu 2 tahun harus lunas." Sambil memberikan seamplop penuh uang.

"Terimakasih banyak, Tuan Lee."

"Hyung, ada telepon." Salah satu anak buah menunjukkan ponsel yang berdering.

"Nugu?"

"Nomor baru, hyung." Ponsel itu lalu di berikan.

"Ehm... Nuguchi?" Pria itu mengangkat. "Yeoboseyo?"

"Naya, Jungshin-na" Suara dari ponsel.

Pria itu membelalakkan matanya. "Noona?" Spontan berdiri. "Shin-hye noona?"

"Eoh. Naya, Park Shin-hye."

"Daebak. Noona, kau sekarang dimana? Bagaimana keadaan mu sekarang? Kau tinggal dimana sekarang? Perlu aku ke rumahmu?"

"Pelan-pelan, Jungshin-na. Biar aku yang kesitu."

"Mana bisa aku pelan-pelan? Kau hilang selama 17 tahun dari Gosan. Dan sekarang kau di Seoul. Kenapa kau tidak bilang kalau kau di Seoul? Kemana kau selama ini? Eoh? Kau membuat ku frustasi. Apa kau tau paman-"

The Killer MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang