14.

398 88 6
                                    

Rumah Pemakaman

Tn. Yoo selaku ayah dari Hye-jung, merasa hancur. Dia menangis keras melihat foto putrinya yang diiringi bunga krisan.

Sampai pada Jong-hyun yang memberikan penghormatan terakhir juga bunga. Ayah Hye-jung bangkit dan mengembalikan bunga Jong-hyun. "Aku tidak butuh penghormatan juga bungamu! Pergi!"

"Saya benar-benar menyesalkan atas apa yang terjadi pada putri anda, Tn. Yoo."

"Kau menyesal? Kalau begitu kembalikan putriku! Hidupkan kembali dia! Berikan putriku padaku lagi!" Teriak Tn. Yoo sambil menangis dan memegang dadanya yang sesak. "Aigooo... Putriku yang malang. Aigoo... Hyejung ku..."

"Sekali lagi saya mohon maaf sebesar-besarnya karena telah gagal merawat putri anda dengan baik." Jong-hyun membungkuk lalu pergi.

Tak lama polisi datang dan menemui Jong-hyun. "Anda Lee Jong-hyun?"

"Nde. Saya Lee Jong-hyun. Ada masalah apa, pak?" Jong-hyun tampak panik.

Sementara Jong-hyun berbicara dengan para polisi. Shin-hye terdiam duduk. Ini benar-benar diluar kendalinya. Bahkan sampai ada nyawa yang melayang. Sebesar apa masalah ini?

Min-hyuk ikut duduk disamping Shin-hye. Shin-hye lalu menatap Min-hyuk. Tak ada air mata namun terluka sangat dalam. Shin-hye menepuk pundak Min-hyuk.

"Tidak perlu ditahan, Sansenim. Keluarkan saja. Apa yang Sansenim rasakan saat ini, adalah kesedihan namun Hye-jung akan menderita jika mengetahui sansenim diam dan menahan semuanya sendiri." Ucapan Shin-hye membuat Min-hyuk menatapnya.

Akhirnya air matanya pecah. Dia menangis sejadi-jadinya. "Nde. Gwenchanayo." Ucap Shin-hye lagi. Min-hyuk semakin gencar.

Tiba-tiba seorang namja datang dengan pakaian rumah sakit dan menghampiri Jong-hyun. Ditarik krah jas Jong-hyun lalu di pukulnya hingga terjatuh. "Kau yang membunuh Hye-jung! Kau yang membunuhnya! KENAPA KAU MEMBUNUHNYA?!" Namja itu terlihat frustasi.

Shin-hye yang melihat keadaan itu. "Shin-hwa?" Lalu berlari. "Shinhwa-ya? Kenapa kau disini? Kau? Gwenchana?" Shin-hwa yang melihat eommanya dengan pakaian seragam sekolahnya bingung. "Shinhwa-ya..." Lalu Shin-hwa pingsan. "Shinhwa-ya? Park Shin-hwa!" Shin-hye panik.

🍃🍃🍃

Rumah Sakit Jiwa Seoul

"Dia mengalami syok mental yang cukup parah. Dan lagi sekarang dia dalam keadaan marah yang tidak terkontrol. Untuk saat ini dia tidak bisa mengingat apapun dan hanya bisa menyalahkan orang yang dia lihat." Jelas Dokter.

"Apa ini akan berlangsung lama, dok?" Tanya Shin-hye.

"Tergantung bagaimana dia nanti bisa cepat mengontrol emosi atau tidak."

Shin-hye tampak khawatir dengan keadaan Shin-hwa yang justru sekarang hilang ingatan. Tiba-tiba Shin-hwa membuka mata dan bangun. Seketika Shin-hwa menyalahkan Jong-hyun lagi. "Kau yang membunuh Hye-jung!" Jong-hyun menatap Shin-hwa dengan keheranan.

Min-hyuk duduk disamping Shin-hwa. "Shinhwa-ya, Hyejung-i sudah tenang disana. Jangan menyiksa diri dengan seperti ini, Shinhwa-ya."

Shin-hwa menatap Min-hyuk. "Kenapa kau membunuhnya? WAE???" Shin-hwa keluar dari kamar. Dan diikuti oleh Shin-hye, Min-hyuk dan dokter. Jong-hyun tampak lega karena Shin-hwa mengalami gangguan mental.

Shin-hwa berlarian kesana kemari dan terus menyalahkan orang setiap kali ditemuinya. Shin-hye panik karena tidak bisa mengontrol putranya. "Shinhwa-ya... Kajja... Kau harus masuk dan beristirahat." Ajak Shin-hye dan Shin-hwa menurut.

The Killer MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang