5.

515 91 4
                                    

24 jam sebelum masuk sekolah.

Sing-dance club

"Apa ini semua?" Shin-hye terpenganga melihat ruangan kemarin menjadi salon kecantikan.

"Kau terkejut kan? Ayo, kita rubah penampilan mu dulu. Tolong rubah dia menjadi gadis remaja 17 tahun." Pintar Jung-shin pada yeoja pegawai salon.

"Ne? Bukankah dia baru 17 tahun?" Yeoja itu terheran-heran.

"Ah... Rubah saja dia menjadi gadis modern."

"Ne." Yeoja itu melakukan pekerjaannya. Sementara Shin-hye diam dan menurut.

Setelah ini itu, dan tinggal menunggu rambutnya saja. Jung-shin mulai mengajak diskusi Shin-hye.

"Shin-ah... Ini." Jung-shin menyerahkan sebuah amplop besar.

"Sudah jadi? Cepat sekali. Lalu bagaimana wali kelas?"

"Itu urusanku. Kau baca dulu."

Shin-hye membuka amplop itu lalu membaca isinya. "Lee Shin-ji? Kenapa marga ku menjadi Lee dan kau- kau appaku?" Jung-shin menyeringai. Shin-hye melanjutkan membaca. "Aku tidak masalah dengan lainnya tapi kenapa kau menjadi appaku?"

"Agar jika kau membuat onar, aku bisa tau."

"Hanya itu?"

"Karena aku ingin menjadi orang tua." Lagi-lagi Jung-shin menyeringai.

"Hoel... Kenapa tidak menikah saja?"

"Kau mau eomma baru? Itu tidak bisa. Aku tipe orang yang setia."

"Cih..." Shin-hye buang muka.

"Aku sudah mendaftarkan mu tadi pagi. Dan besok kau sudah bisa sekolah."

"Jinja? Gumawo, Ju-"

"Appa!" Perintah Jung-shin.

"Appa?" Diangguki Jung-shin mantap. "Terserah. Lalu, wali kelas?"

"Tidak penting. Aku sudah menyiapkan seragam dan semua keperluanmu di sekolah. Setelah ini kau pulang dan persiapkan dirimu untuk besok. Arrachi?"

"Arraseo."

Setelah selesai, Shin-hye membawa semua yang disiapkan Jung-shin lalu pulang.

"Semua sudah siap?" Tanya Jung-shin sambil duduk di kursinya.

"Ne, Hyungnim. Sudah."

"Bawa kemari."

"Ne." Anak buahnya menurut dan membawa orang yang dia culik semalam. Tak lain adalah wali kelas Shin-hwa. Jung Il-woo.

"Umm... Ummmm..." Il-woo memberontak karena tangan dan kakinya terikat serta mulutnya tersumpal kain.

"Ouh... Kenapa seperti ini? Mana celananya?" Jung-shin marah karena Il-woo hanya mengenakan kemeja putih serta dasi dan celana dalam.

"Maaf, hyungnim. Kami menemukan dia sedang bersama wanita di balik semak. Jadi kami langsung seret kemari." Jelas bawahan Jung-shin.

"Aigoo... Selain menggoda eomma anak satu, kau juga melakukan itu dengan wanita di sembarang tempat rupanya. Buka kemejanya!"

"Ne."

"Um... Ummmm... Ummmm... Ummmm..." Il-woo masih saja memberontak.

"Aigoo... Wali kelas, seharusnya anda jangan berbuat seperti itu. Letakkan dia di kursi. Cabuti satu persatu bulu ketiaknya sampai dia mengakui kesalahannya lalu tanda tangan di kertas ini." Jung-shin memberikan kertas tertulis surat pengunduran diri pada bawahannya. "Tulis semua pengakuannya, lalu tunjukan padaku. Jika sudah selesai tanda tangan, kirim surat itu untuk kepala sekolah SMA JYH. Arra?"

The Killer MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang