9.

402 80 3
                                    

SMA JYH

"Yya, siswa baru. Ikut aku!" Ji Soo menghampiri meja Shin-hye.

"Apa kelas berikutnya olahraga?" Tanya Shin-hye pada Ha-kyung.

"Eoh." Jawab Ha-kyung sambil memakan permen lolynya.

"Aku tidak ikut kelas. Bilang aku sedang bulanan." Shin-hye membenamkan wajahnya ke bawah.

"Eoh."

"Yya, Lee Shin-ji. Kau mengacuhkanku?" Ji Soo mulai kesal. Shin-hye tidak peduli dengan Ji Soo dibelakangnya. "Yya, Lee Shin-ji!"

"Aish! Kau @$$+-+() (-@#$$) ++-&@(/$#$&@+(! " Shin-hye kesal dan menggebrak meja dan mengeluarkan semua kalimat yang seharusnya tidak ada dalam rumus bahasa sopan.

Seluruh kelas menatap Shin-hye, tak ayal Ji Soo yang melongo karena semua kalimat itu keluar untuknya. "Aish, jinja." Shin-hye keluar.

Semua masih memperhatikan Shin-hye sampai Shin-hye benar-benar hilang dari semua pandangan. "Wuaaahhh... Kau dengar tadi? Shin-ji, dia benar-benar berani. Lihatlah Ji Soo sampai diam seperti batu." Ha-kyung heboh sendiri.

Sementara dalam pikiran Ji Soo, Dia kenapa? Apa karena sedang bulanan? Bahkan wajahnya lebih merah dari semalam. Katanya kalau wanita sedang bulanan itu mengerikan. Ternyata itu benar.

Saat olahraga, Shin-hye memperhatikan Ji Soo dan Soo-chan dari jauh. Pikirannya kacau. Kenapa dia harus berurusan dengan laki-laki itu lagi.

Ji Soo diam-diam mencuri pandang ke arah Shin-hye. "Apa kau menyukainya?" Soo-chan bertanya.

"Tidak mungkin." Jawab Ji Soo cepat.

"Benarkah? Bukankah dia suka mencari gara-gara padamu?"

"Benar."

"Bahkan dia sampai mengikuti mu ke kamar mandi." Soo-chan tertawa. "Munkin dia yang menyukaimu. Dia mencari gara-gara, mengikutimu ke toilet, lalu marah-marah tanpa alasan. Bukankah itu namanya tarik ulur?"

Ji Soo terdiam sejenak. "Ani. Itu pasti hanya... Ehm... Hanya... Keadaannya sesuai saja hingga membuat orang salah paham."

"Hati-hati... Ingat kata-kata Yong-hwa hyung. Wanita adalah racun. Dia bisa membunuh kita kapan saja." Ji Soo diam saja mendengar hal itu. Bimbang.

Merasa bosan, Shin-hye keluar. Di depan ruang olahraga, Shin-hye bertemu Lee Jong-hyung. "Lee Shin-ji? Kau bolos olahraga?" Tanyanya.

"Saya sedang tidak enak badan, Sansenim. Jadi saya ijin." Jawab Shin-hye.

"Begitu? Kalau kau sedang sakit, kenapa malah jalan-jalan?" Pojok Jong-hyun.

"A... Ah... Hanya mencari angin. Biar segar, biar pusing saya hilang. Hehe..."

"Jangan hanya alasan. Belajarlah yang rajin. Arrachi?" Jong-hyun menepuk pundak Shin-hye lalu pergi.

Saat Jong-hyun pergi dan berpapasan dengan Hye-jung. Jong-hyun menyapa Hye-jung. "Annyeong, Hyejung-a."

"A- annyeonghaseyo, Sansenim." Hye-jung balas menyapa.

"Kau juga sakit, Hyejung-a?" Jong-hyun mencoba menyentuh dahi Hye-jung. Namun Hye-jung menghindar. Shin-hye yang memperhatikan dari jauh, paham bahwa Hye-jung takut pada Jong-hyun.

"Gwenchansemida, Sansenim." Hye-jung berlalu.

Shin-hye merasa ada yang tidak beres.   Mungkinkah mereka memiliki hubungan? Tapi bukankah Hye-jung itu pacarnya Shin-hwa? Aku harus cari tau.

The Killer MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang