33.

304 72 10
                                    

Rumah Shin-hye

Senin pagi... Shin-hwa sudah rapi dengan seragamnya. Dia berjalan keluar dan mengetuk pintu kamar Shin-hye.

Tok... Tok... Tok...

"Eomma... Ayo berangkat." Hening. Takut sesuatu terjadi pada Shin-hye, Shin-hwa membuka pintu itu. Ceklek... "Eh? Tidak dikunci? Ah ya... Aku lupa. Pintunya belum diperbaiki." Shin-hwa masuk. "Eomma?" Kosong. Kamar itu kosong.

Shin-hwa kembali keluar dan berjalan ke arah meja makan. Sudah tersedia makanan untuk sarapan. Bahkan ada note untuknya.

Eomma harus mengurus beberapa hal. Jadi eomma tidak masuk sekolah hari ini. Makanlah sebelum pergi juga bawa bekalmu. Semangat, putraku.

"Hah... Kemana kau pergi?" Keluh Shin-hwa.

Sementara itu
Dinas Pendidikan

Shin-hye, Jung-shin dan anak buahnya masuk ke kantor dinas pendidikan untuk melaporkan tindakan Lee Jong-hyun. "Sudah lengkap?" Tanya Shin-hye.

"Sebentar, aku cek dulu." Jung-shin membuka kembali amplop coklat besar. "Eoh?"

"Wae?"

"Flashdisknya tertinggal di laptop Shin-hwa." Shin-hye menatap Jung-shin ingin membunuh. "Mianhae."

"Hah... Tidak apa. Untuk itu kita urus nanti karena isinya tidak ada hubungannya dengan sekolah. Yang terpenting adalah surat dan tespeck ini sudah cukup untuk membuat Lee Jong-hyun masuk ke penjara."

Lalu mereka masuk dan menuju ke tempat pengajuan keluhan. "Kami ingin melapor..." Ucap Shin-hye.

"Tindakan pelecehan terhadap siswa SMA JYH oleh guru bernama Lee Jong-hyun..." Sambung Jung-shin.

"Dengan nama pelapor Kang Bok Pang." Lanjut anak buah Jung-shin. Lalu mereka menyerahkan surat pengajuan keluhan beserta bukti didalam amplop coklat. Mereka keluar dengan puas.

SMA JYH

Segerombolan polisi mendatangi SMA JYH. Seluruh siswa bingung karenanya. Segerombolan polisi menghampiri ruang guru dan berdiri di depan meja Lee Jong-hyun. Jong-hyun menatap polisi bingung.

"Dengan saudara Lee Jong-hyun?"

"Ne." Detektif itu mengeluarkan surat perintah penangkapan.

"Anda kami tahan dengan dakwaan pelecehan seksual sampai hamil pada seorang siswa." Jong-hyun membaca surat itu lalu tersenyum.

"Saya rasa ada kesalahpahaman. Saya tidak pernah melakukan hal itu apa lagi pada siswa saya."

"Anda bisa menjelaskan nanti di kantor. Tolong ikut kami." Tangan Jong-hyun diborgol lalu ditarik menuju mobil polisi.

Seluruh isi sekolah melihat hal itu termasuk Hae-jin. "Apa ini? Aku belum memulainya. Kenapa dia sudah ditangkap?"

Sementara itu Ji Soo menatap Jong-hyun dari lantai dua. Dan sebelum Jong-hyun masuk mobil, Jong-hyun menatap Ji Soo dengan seringai di bibirnya. Ji Soo hanya diam tanpa merespon tatapan itu. Dia hanya membuang nafas berat.

Diperjalanan menuju kantor polisi, Jong-hyun tampak tenang. "Bisa saya mengubungi seseorang?"

"Anda bisa menghubungi nanti di kantor." Jawab detektif. Namun seseorang dilain mobil menghubungi seseorang.

"Benar pak. Karena melakukan pelecehan bahkan hamil. Baik pak." Sambungan ditutup. Begitu sampai di kantor polisi, kepala kepolisian menyambut mereka. Seringaian Jong-hyun semakin lebar.

The Killer MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang