16.

425 90 8
                                    

Apartemen Jong-hyun

Jong-hyun dengan frustasi menghabiskan banyak botol untuk melampiaskan emosinya saat ini. Bahkan bayangan Hye-jung masih ternampak jelas di depan matanya.

"Kenapa kau disini? Kau sudah mati. Jadi pergi sana."

"Waeyo? Anda takut, Sansenim?" Bayangan Hye-jung seakan ikut menjawab ucapan Jong-hyun.

"Takut? Apa kau pikir aku akan hancur bersamamu?"

"Bukankah itu yang anda rasakan, Sansenim?" Bayangan Hye-jung menatap sekeliling. "Kita dulu sering bermain bersama disini, Sansenim. Apa Sansenim lupa? Setiap pulang sekolah anda selalu membawa saya kemari dan kita bermain bersama. Bahkan saat ulang tahun saya, dirayakan disini juga. Anda... Pasti tidak lupakan, Sansenim?"

"Wae? Kenapa tidak bilang kalau kau hamil, Hyejung-a?"

"Karena anda pasti tidak akan menerimanya, Sansenim."

"Kenapa kau berpikir seperti itu?"

"Apa anda lupa? Anda menyiksa saya dengan kejamnya. Dengan seluruh jiwa dan raga saya, saya melindungi anak saya. Tapi anda justru menyingkirkan saya. Jika anda diposisi saya, anda pasti berpikir bahwa anda juga tidak akan menerima anak yang saya kandung."

Jong-hyun membanting botol yang di genggamnya. "Justru sebaliknya, Hyejung-a. Aku tidak ingin anak itu seperti aku. Tapi kau membuatnya seperti itu."

"Saya yang membuatnya, atau anda yang membuat saya berbuat demikian?" Jong-hyun tersulut emosi. "Sekarang jawab pertanyaan saya, Sansenim. Apa perbedaan anda dengan... Abeoji anda saat ini?"

"Diam! Diam kau!"

"Bahkan anda lebih buruk darinya. Dia hanya membuang putranya. Sedangkan anda, membunuh anak anda sendiri."

"Kubilang DIAM!!!" Jong-hyun melempar botol ke arah bayangan Hye-jung. Dan bayangan itu hilang. Botol pecah ke arah dinding. "Ini semua salahmu. Kau yang membuat ku seperti ini. Aku tidak akan hancur bersamamu. TIDAK AKAN PERNAH!"

🍃🍃🍃

2 Minggu Kemudian

Rumah Shin-hye

"Selamat makan, putraku." Shin-hye menyiapkan makan siang sangat banyak.

"Gumawo, eomma." Shin-hwa tersenyum lebar.

"Sudah lama kita tidak makan bersama seperti ini. Eomma jadi semangat untuk masak."

"Tapi... Apa ini tidak terlalu berlebihan." Shin-hwa melihat meja makan penuh dengan makanan yang dimasak Shin-hye.

"Gwenchana. Samchon yang akan menghabiskan semuanya." Jung-shin dengan semangat. "Lagi pula, samchon tidak pernah memakan masakan eomma mu. Jadi biarkan samchon dan para samchon-samchon yang lain yang menghabiskan jika kau tidak habis. Arrachi?"

"Hah... Eomma, kenapa kau memanggil samchon kemari?" Bisik Shin-hwa pada Shin-hye. Shin-hwa melihat rumahnya penuh dengan bawahan Jung-shin.

"Eomma tidak memanggilnya, dia sendiri yang mau datang dan menjemputmu tadi. Eomma tidak tau dia akan membawa bawahannya sebanyak ini." Jawab Shin-hye berbisik.

"Apa yang kalian bisikkan? Ayo makan." Jung-shin dengan lahap makan yang ada dihadapannya. "Wuah... Masakanmu benar-benar enak, Shin-ah. Aku sudah lama tidak makan makanan rumah."

The Killer MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang