12.

402 78 3
                                    

Kediaman Keluarga Jung.

Yong-hwa tertidur di ruangan kerjanya. Hal itu sudah biasa terjadi karena dia malas untuk pindah ke kamar saat sudah mengantuk setelah bekerja. Bahkan dia tidak pernah tidur dengan terlentang. Selama 17 tahun, dia tidur dengan duduk.

Ceklek...

Pintu tertutup setelah seorang yeoja masuk ke ruangan tersebut. "Apa kau tidak tau bahwa masuk ke ruangan pribadi orang lain itu tidak sopan? Ny. Jung?" Yong-hwa membuka mata dan seorang yeoja berdiri di hadapannya dengan memakai baju tidur warna merah selutut. Serta dandanan yang cukup menggoda.

"Oh, Yong-ah. Kenapa kau selalu dingin  padaku?" Nada yeoja itu menggoda pada Yong-hwa. Lalu mendekati Yong-hwa. "Bukankah sudah ku bilang untuk memanggilku Seo-hyun jika hanya ada kita berdua? Ayo kita habiskan malam ini hanya berdua saja."

"Abeoji memang sedang keluar kota untuk bisnis. Tapi bukan berarti kau bisa seenaknya sajakan, Ny. Jung?" Yong-hwa mulai risih dengan yeoja itu karena dia dengan berani naik ke meja tempatnya biasa bekerja dan menunjukkan belahan dadanya.

"Jangan munafik, Yong-ah. Aku tau kau ingin. Kenapa tidak kau penuhi saja hasratmu padaku?" Yeoja itu menurunkan gantungan baju tidur agar lebih menggoda.

Yong-hwa berdiri lalu membuka kancing atas kemejanya. Yeoja itu tersenyum merasa menang karena Yong-hwa akan jatuh ke dalam pelukannya. Yong-hwa membelai pipi yeoja itu dengan jarinya. Namun yang terjadi,Yong-hwa menangkup pipi itu dengan keras dan kasar. "Kau sudah gila rupanya. Aku tidak ingin meladeni wanita murahan seperti mu. Kau bukan level ku. Aku bahkan ingin muntah melihat kelakuan mu yang menjijikkan ini." Yong-hwa membuang wajah yeoja itu.

Yong-hwa mengambil jas. "Kau adalah istri abeoji ku. Jadi bersikaplah selayaknya Ny. Jung. Bukan bertindak murahan seperti pelacur. Arra?" Dingin dan penuh cacian. Yah... Itulah Yong-hwa. "Ah... Aku lupa. Kau kan memang pelacur." Yong-hwa tersenyum miring.

Dengan terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya terhadap seseorang yang membuatnya tidak nyaman. Tatapan bagaikan memberi tanda aku akan membunuhmu jika kau mendekat membuat satu wanita tidak berani mendekat.

"Dasar munafik! Kau pikir dengan bersikap seperti itu, kau bisa menang? Apa kau pikir dia akan kembali setelah apa yang kau lakukan padanya? Jangan bodoh, Yonghwa-ya. Dia sudah pergi meninggalkanmu 17 tahun yang lalu. Yang ada dalam pikirannya sekarang adalah kebencian terhadap mu."

"Aku tau dia membenciku. Jadi tidak perlu mempertegas hal itu." Jawab Yong-hwa enteng dan pergi meninggalkan Yeoja itu.

Yeoja itu mengamuk dan membanting segalanya yang ada diruangan itu. "Lihat saja nanti. Kau akan jatuh ke pelukanku. Jika tidak, jangan panggil aku Seo-hyun."

🍃🍃🍃

SMA JYH

Hye-jung mengendap-endap di ruang guru. Dengan flashlight ponselnya, dia menvideo sejak masuk ke ruang guru. Dia tidak bisa menyalakan lampu karena akan ketahuan jika sampai lampu menyala. Dia berhasil melewati keamanan yang keliling dengan bersembunyi di bawah meja.

Dicarinya meja kerja Jong-hyun. Saat sudah ketemu, dicari setiap laci di meja itu hingga dia menemukan sesuatu. Sebuah flashdisk? Hye-jung mematikan videonya lalu mengecek isi flashdisk lewat ponselnya.

Matanya terbelalak melihat isi dari flashdisk itu. "Oh... Jonghyun-a... Kau benar-benar tau yang aku inginkan." Sebuah suara membuat Hye-jung buru-buru bersembunyi di bawah meja. Lampu di ruangan itu dinyalakan dan membuat Hye-jung semakin takut.

"Jonghyun-a... Ah..." Suara wanita mendesah. Hye-jung menutup mulutnya. Lalu dia muncul ide untuk merekam apa yang mereka lakukan. Hye-jung mengintip, siapa wanita itu? Lalu Hye-jung merekam kegiatan panas itu di atas salah satu meja guru di depan.

Yoeja dengan baju tidur merah sangat seksi itu terus lincah. Sementara Jong-hyun masih lengkap memakai jas yang sama saat di sekolah tadi. "Ah... Ah... Ah... Jonghyun. Lebih dalam, sayang. Ah..." Yeoja itu mendesah dan menciumi Jong-hyun dengan penuh hasrat.

"Oh... Hyun-a, kau sangat menggoda. Ah..." Jong-hyun juga mendesah keenakan dengan kegiatan mereka berdua.

"Oh... Jonghyun-a, aku akan keluar. Ah... Aaaaaahhhhh" Jong-hyun tidak peduli dengan itu dan masih gencar mengeluar masukan dirinya.

Jong-hyun menyobek baju tidur yang dikenakan yeoja itu hingga benar-benar tidak memakai apapun. Di remas payudara yeoja itu lalu mengulumnya, digigit dan dikulum lagi. "Oh... Jonghyun-a... Kau pintar sekali. Aahhh... Terus sayang. Jangan berhenti." Bahkan dengan pelepasan pada yeoja itu tidak membuatnya lemas justru semakin bersemangat.

"Hyun-a... Ah... Kau seksi dengan warna merah. Ouh..." Jong-hyun terus bergerak dan yeoja itu terus mengimbangi gerakan Jong-hyun. "I'm coming, baby. Oouuhhhh... Ah..." Jong-hyun tampak puas dan memeluk yeoja itu.

Setelah puas mereka berciuman panas cukup lama. Dirasa cukup Hye-jung kembali bersembunyi di bawah meja. "Lain kali jangan memakai terlalu seksi dan datang menemui ku di sekolah." Jong-hyun mengambil jaket yang tadi dia lepaskan di lantai.

"Wae~? Aku sangat merindukanmu~." Yeoja itu memeluk Jong-hyun dari belakang. "Kau tau, kan? Selama pak tua itu di rumah, aku tidak bisa bebas kemanapun." Rengeknya.

"Walaupun begitu, masih ada anak-anakmu, kan? Apa mereka tidak ada pertanyaan saat eommanya keluar dengan memakai baju tidur dan dandanan yang sangat menggoda ini, hm?" Jong-hyun berbalik dan memakaikan jaket yang panjang hingga paha itu sambil menciumi bibir yeoja itu.

"Mereka sudah tidur~" Jawab yeoja itu di sela-sela ciuman panasnya.

"Lalu bagaimana dengan Yong-hwa? Apa dia juga tidur?" Yeoja itu melepaskan ciuman.

"Dia bahkan tidak bisa berbaring. Setiap kali tidur dia diatas kursinya setiap malam. Dan saat aku datang dia sudah membuka matanya. Itu menyebalkan. Apa aku harus tetap menggodanya?"

"Untuk menguasai harta keluarga Jung, kau harus mencari batu pijakan yang baru, Hyun-a. Untuk menjadikannya domba hitam, kau harus segera membuatnya tidur denganmu." Sambil mencubit hidung yeoja itu.

"Aku lelah, Jonghyun-a. Dia begitu tidak peduli padaku."

"Seohyun ku sayang, kau pasti bisa. Seperti saat menggoda pak tua Jung. Pasti dia akan goyah dengan kecantikan dan..."

"Dan?"

"Semua yang ada padamu adalah sempurna, sayang."

Yeoja yang di panggil Seo-hyun itu tersenyum. "Hanya kau yang memahami ku." Seo-hyun lalu memeluk Jong-hyun. "Saranghae."

"Aku juga. Ayo kita pergi, sebelum keamanan melihat kita." Seo-hyun mengangguk. Jong-hyun mengambil baju tidur yang dia sobek tadi lalu dibuang di tempat sampah.

Tanpa mereka ketahui, semua percapakan mereka direkam oleh Hye-jung. Jong-hyun mematikan lampu dan pergi bersama Seo-hyun. "Mau makan dulu?" Tawar Jong-hyun sambil memeluk pinggang Seo-hyun.

Hye-jung membuang nafas lega. Dirasa yakin bahwa tidak ada orang lagi, Hye-jung keluar dari bawah meja. "Jangan khawatir, Shinhwa-ya. Mulai sekarang, aku yang akan melindungi mu."

To Be Continue...
______________________________________
28 Juni 2020

The Killer MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang