6.

476 85 5
                                    

"Hentikan, siswa baru. Jangan membuat onar atau kau akan menyesal." Kata murid laki-laki itu. Dingin tapi penuh penekanan.

Seketika Shin-hye ingat dengan perkataan seseorang. "Sebaiknya anda tidak ikut campur jika anda tidak ingin mati." Shin-hye membuka mata lebar dan menatap murid itu.

"Itu kau, kan? Benar. Itu kau!" Shin-hye memutar tangan melepas tongkat menarik tangan murid itu lalu meraih krah seragamnya. "Itu pasti kau! Akan ku bunuh kau!" Tangan Shin-hye mengepal dan bersiap akan memukul murid di depannya.

Namun tertahan oleh wali kelas yang sudah berhasil masuk. "Hentikan, Shinji-ya..." Ucapnya teduh.

Shin-hye yang sudah habis kesabaran, memutar tangan wali kelas lalu di dorong ke kebelakang. "Kau... Akan ku bunuh!" Shin-hye mendorong murid tadi kebelakang hingga terpojok di tempat loker. Namun terhenti karena wali murid tadi memeluk perut Shin-hye dan menariknya.

Shin-hye masih terus memberontak dan menarik dari murid tadi. Murid laki-laki itu hanya diam. "Apa salahku? Kenapa dia begitu marah?" Pikir murid tadi.

"Lepaskan! Lepaskan! Kau! Kemari akan ku bunuh!" Shin-hye terus saja di halangi wali kelas.

"Aku tidak memukul perempuan, jadi jangan memancingku!" Lagi-lagi kata-kata dingin yang keluar.

"Kau benar-benar! Lepaskan! Lepaskan!" Shin-hye memukul perut wali kelas lalu maju mencengkram krah murid laki-laki tadi yang tampak mulai tersulut emosi.

"Aisshhh!" Keduanya mengepalkan tangan dan bersiap untuk memukul.

"Semua berhenti!" Seketika semuanya diam termasuk Shin-hye dan murid yang dia akan hajar. "Murid baru dan Ji Soo ikut ke ruang konseling, sekarang! Anda juga Kang Sansenim, lebih baik ke ruang kesehatan."

Baik Shin-hye dan murid yang bernama Ji Soo itu masih belum melepaskan diri dari cengkraman masing-masing. "Lepas, siswa baru." Perintah Ji Soo dingin.

"Kau yang lepas duluan, bajingan." Shin-hye tak kalah galak.

"Masih belum selesai juga? Eoh!" Guru itu masih menunggu. Wali kelas bangun dan memisahkan Ji Soo dan Shin-hye. Lalu keduanya di bawa ke ruang konseling.

Di ruang konseling, ketiganya berdiri di depan guru yang tadi. "Tapi kenapa anda ikut berdiri di sini, Kang Sansenim?"

"Ah... Itu, saya adalah wali kelas mereka. Jadi saya berhak untuk melindungi mereka berdua." Alasan Kang Min-hyuk.

"Anda masih membela siswa yang telah memukul anda?"

"Saya tidak dipukul, saya hanya tidak sengaja terpukul. Itu saja, Sansenim."

"Hari pertama bersekolah, membuat keonaran, berkelahi dan memukul wali kelas. Apa ini yang kau pelajari di sekolah sebelumnya?" Tanya guru pada Shin-hye.

"Nde... Saya mempelajari ini semua di sekolah saya yang dulu, Sansenim." Jawab Shin-hye sambil menatap Ji Soo.

"Kenapa kau begitu dendam kepada Ji Soo? Apa Ji Soo pernah berperilaku buruk padamu?"

"Nde... Dia pernah mengancam akan membunuh saya, Sansenim."

"Ji Soo, apa itu benar? Kau mengancam siswa baru?" Tanya guru pada Ji Soo yang sejak tadi tidak peduli.

"Saya tidak mengenal siswa baru ini, Sansenim. Bagaimana bisa saya mengancamnya?" Ji Soo dengan dingin menjawab.

"Sansenim, ini adalah hari pertama untuk Shin-ji. Jadi biarkan dia mengenal sekolah ini dulu. Karena di sekolah sebelumnya dia berperilaku kasar, mungkin di sekolah yang sekarang akan mengubahnya menjadi lebih baik." Bela Min-hyuk.

The Killer MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang