32.

321 84 6
                                    

Rumah Shin-hye

Suasana sangat canggung. Kenapa tidak? Hae-jin datang pagi-pagi sekali dengan alasan ikut sarapan. Hanya satu alasan saja. Dan mereka disini saat ini. Dimeja makan. Berempat. Hanya ada dentingan sendok dan piring yang menggema di ruangan itu.

"Apa kalian tidak ada acara? Ini akhir pekan." Hae-jin membuka suara.

"Kami sibuk." Jawab Shin-hye cepat.

"Sibuk apa?"

"Apa kau perlu tau?"

"Tentu saja. Kau adikku begitu juga Jung-shin. Dan Shin-hwa adalah keponakan ku. Aku perlu tau tentang kalian semuanya."

"Kenapa kau memaksa sekali?"

"Karena aku tidak ingin gagal lagi, Shinji-a. Aku tidak ingin gagal lagi untuk kedua kalinya. Ijinkan aku memperbaikinya. Aku janji tidak akan-"

"Bagaimana kalau kita ke taman hiburan?" Sela Shin-hwa dan dibalas tatapan tajam Shin-hye.

"Ide bagus." Dan disetujui oleh Jung-shin. Shin-hye menatap tidak percaya pada dua orang itu.

"Bukankah kita ada urusan?" Tanya Shin-hye pada Jung-shin dan Shin-hwa.

"Kita sudah diskusikan itu semalam. Setidaknya kita perlu hiburan." Jawab Jung-shin santai.

"Semalam? Aku tidak tau." Shin-hwa menatap Shin-hye.

"Kau sudah tidur. Kami tidak ingin mengganggumu di dunia mimpi." Jawab Jung-shin. "Cha... Selesai makan mari bersiap untuk ke taman hiburan." Tambahnya riang. Shin-hye hanya memutar mata malas.

Taman Hiburan

"Eomma ayo kita naik itu." Shin-hwa menunjuk kapal berayun.

"Guerre. Kajja." Jawab Shin-hye semangat. Sementara dua orang lainnya hanya membuntuti dari belakang.

Shin-hwa dan Shin-hye berteriak gembira. Sementara Jung-shin dan Hae-jin berteriak ingin turun. Selesai naik, Jung-shin berlari ke kamar mandi. Tidak berbeda dengan Hae-jin yang ikut berlari ke kamar mandi.

"Heol... Ku kira mereka suka. Ternyata tidak." Shin-hwa menatap kasian.

"Hah... Mereka terlalu tua untuk bermain seperti ini." Jawab Shin-hye.

"Lalu eomma? Bukankah umur eomma sama dengan Jung-shin samchon?"

"Ehei... Eomma lebih kuat daripada apapun di dunia ini." Jawab Shin-hye sombong.

Beberapa saat kemudian...

"Baru beberapa saat bilang kalau lebih kuat daripada apapun di dunia ini. Tapi apa ini?" Tiga orang terkapar di bangku dengan wajah pucat dan lemas. "Apa-apaan ini? Eomma juga?"

"Diamlah, eomma pusing." Shin-hwa menggeleng. Tidak bisa paham dengan keluarganya.

"Sudah ku bilang jika eomma takut lebih baik tidak usah. Tapi eomma masih kukuh untuk naik royal coaster."

"Yya! Apa kau tidak lihat berapa kali dia berputar di jalur itu? 7 kali... 7!"

"Itu hanya 3 kali, eomma. Aku heran, saat di kapal eomma baik-baik saja. Kenapa di royal coaster eomma malah seperti ini? Ah... Pasti karena usia." Shin-hwa tersenyum lebar namun ketiga orang itu menatapnya dengan kesal. "Kalian tunggu disini, aku akan belikan minum." Ketiganya mengangguk.

Shin-hwa membeli beberapa minuman dan makanan ringan. "Mau aku bantu bawa?" Shin-hwa menoleh ke sumber suara. Dia terkejut.

"Kenapa anda disini?" Tanya Shin-hwa dingin.

The Killer MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang