38.

350 86 16
                                    

Rumah Kang Min-hyuk

"Aku minta maaf karena hanya ada satu kamar. Jadi kau bisa tidur di ranjang. Aku tidur di bawah saja." Ucap Min-hyuk sambil menata tempat untuknya tidur. Ji Soo hanya diam saja. Pikirannya kalut. Entah kenapa hatinya hancur menerima kenyataan yang baru saja menimpanya.

Beberapa jam sebelumnya di rumah sakit...

"Jadi kau seorang ahjumma?!" Ji Soo yang awalnya tidak sadarkan diri di atas bed IGD bangun dengan keadaan marah.

"Soo-ya?" Shin-hye terbelalak. Shin-hye kira Ji Soo masih tidak sadar. Nyatanya itu hanya pura-pura agar bisa menguping pembicaraan Shin-hye dan Min-hyuk.

"Jadi selama ini kau berbohong?!"

"Soo-ya, dengarkan penjelasan ku dulu. Aku-"

"Cukup. Lebih baik kau pergi." Ji Soo benar-benar tidak percaya ini semua.

"Kenapa kau mengusir eommaku?" Shin-hwa dan Hae-jin muncul. "Seharusnya kau berterima kasih karena eommaku sudah menolongmu."

"Shinhwa-ya..." Shin-hye menggeleng karena ucapan Shin-hwa kelewatan.

"Wae? Itu benar." Hae-jin membenarkan.

"Aish..." Ji Soo kembali tidur dengan menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. Shin-hye mencubit lengan Shin-hwa dan Hae-jin membuat mereka berdua menjerit.

"Apa seperti itu bahasa kalian pada orang sakit?"

"Dia yang kurang ajar duluan." Shin-hwa membela diri.

"Setuju." Lagi-lagi Hae-jin mendukung keponakannya itu. Dan lagi-lagi Shin-hye mencubit mereka berdua.

"Jangan mengeluh." Sebelum Shin-hwa dan Hae-jin membuka suara, Shin-hye memberi peringatan. "Soo-ya, aku tidak bisa membiarkan mu tinggal di tempat itu lagi. Dan juga kau tidak punya wali. Itu membuatku khawatir."

"Kenapa eomma yang harus khawatir? Anak eomma aku atau dia?" Shin-hwa tidak terima.

"Jika kau protes lagi, aku akan mencoret namamu dari daftar keluarga." Ancam Shin-hye membuat Shin-hwa diam. "Soo-ya, kau bisa tinggal bersama aku dan Shin-"

"ANDWAE!!!" Teriak Shin-hwa dan Hae-jin bersamaan. Membuat Shin-hye terkejut karena kedua orang itu ada di samping kiri dan kanannya membuat telinganya hampir pecah.

"Aku tidak mau dia di rumahku." Shin-hwa protes.

"Setuju. Lagi pula rumah kalian hanya ada dua kamar. Dan juga jika dia tidur bersama Shin-hwa tidak akan muat di atas ranjang yang kecil itu." Hae-jin menjelaskan panjang lebar.

"Hah... Pertama, itu rumahku. Kedua, Ji Soo bisa tidur di kamarku. Aku bisa tidur di toko roti atau ruang tamu. Dimana pun aku tidur, aku tidak masalah." Jawab Shin-hye enteng.

"Tetap saja aku tidak setuju." Hae-jin membuat silang dengan tangannya.

"Lalu bagaimana? Oppa mau membawanya pulang dan tinggal di rumah?"

"TIDAK MUNGKIN!" Kali ini Hae-jin dan Ji Soo yang bersuara.

"Wae?" Shin-hye memiringkan kepalanya terlihat imut Dimata Ji Soo.

"Itu... Itu..." Wajah Ji Soo memerah. "Akh... Entahlah." Ji Soo kembali tidur dengan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Dia itu kenapa?" Tanya Shin-hye.

"Dia sudah gila. Ini bukan tempat yang tepat untuknya. Yang paling tepat itu rumah sakit jiwa." Jawab Hae-jin.

"Samchon benar." Shin-hwa dan Hae-jin tos di depan Shin-hye.

The Killer MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang