17.

441 104 27
                                    

SMA JYH

Shin-hwa duduk dengan Shin-hye. Banyak yang membicarakan bahwa mereka sedang berkencan. Karena memang saat dilihat, mereka sangat serasi.

Saat istirahat...

"Mau makan ke kantin?" Tawar Shin-hye.

"Aku akan ke perpustakaan saja. Karena aku tertinggal banyak materi. Sebentar lagi akan UAS dan aku tidak tau apa-apa. Itu akan merusak citra ku." Shin-hye tersenyum dan mengacak-acak rambut Shin-hwa.

"Aigooo... Park Shin-hwa... Baiklah. Akan eom- aku bawakan roti dan susu kesukaanmu. Arrachi?" Shin-hwa mengangguk. Shin-hye pergi untuk membelikan roti dan susu kedelai.

Shin-hwa mempersiapkan buku. Dan seseorang datang ke bangkunya. "Huuaaa... Shinhwa-ya, ku dengar kau hilang ingatan? Apa itu benar?" Shin-hwa hanya menatap orang itu. "Apa kau lupa padaku? Aku ketua kelas."

Shin-hwa menarik nafas. "Nuguseyo?"

"Wuah... Daebak... Kau benar-benar tidak ingat rupanya." Jung Soo-chan menutup mulutnya tidak percaya.

"Maaf tapi aku sibuk." Shin-hwa bangun dan melangkah menuju pintu.

"Hyejung-i... Kau pasti tau apa yang terjadi padanya, kan?" Langkah Shin-hwa terhenti. "Apa sekarang Shin-ji kau jadikan target berikutnya?"

"Apa maksudmu?" Shin-hwa menatap Soo-chan.

"Kau tau, kan? Bahwa... Yoo Hye-jung... Dia... Hamil?" Seluruh kelas menatap Soo-chan. Soo-chan hanya tersenyum miring. "Ini bukan lagi rahasia, Shinhwa-ya."

"Jung Soo-chan. Hentikan dan jangan membuat dirimu sendiri menyesal."

"Lihat ini. Aku menyebutkan nama Hye-jung. Kau langsung ingat namaku. Hye-jung yang berkesan di hatimu atau aku yang berkesan di otakmu? Dan lagi, melihat kau tidak terkejut dengan kehamilan Hye-jung. Kau pasti sudah tau sejak awal, kan? Lalu, apa Shin-ji akan kau jadikan korban berikutnya?"

"Kau tau, Soochan-na? Ku pikir pertemanan kita akan tetap utuh walau aku hilang ingatan. Bahkan maut pun akan pergi menjauh melihat kita. Namun tidak. Bukan maut yang memisahkan kita. Tapi egomu."

"Apa maksudmu?"

"Kau tau maksudku. Semua orang disini tau bagaimana kita dulu. Tapi aku tidak menyangka bahwa yang melupakan itu semua bukan aku, tapi kau."

Soo-chan menarik krah Shin-hwa. "Kau pikir kau siapa? Berani sekali kau-"

"Apa yang kau lakukan?" Shin-hye datang dengan membawa roti dan susu.

"Bukan apa-apa." Shin-hwa melepaskan tangan Soo-chan. "Ayo kita pergi sekarang." Ajak Shin-hwa.

"Lihat ini. Kau benar-benar menjadikannya korban seperti Hye-jung rupanya." Soo-chan menatap Shin-hye dan Shin-hwa bergantian.

"Apa maksudmu, Soochan-na?" Shin-hye maju ke hadapan Soo-chan.

"Puft... Ayolah, Shinji-ya... Sudah berapa kali kau melakukannya dengan Shin-hwa?"

"Mwo?" Shin-hye menjatuhkan plastik berisi roti dan susu.

"Wae? Aku benarkan? Lagipula kita semua sud-" Buukkk Shin-hye memukul wajah Soo-chan hingga Soo-chan jatuh kebelakang.

"Aku mencoba menahan diri karena kau ketua kelas, tapi apa yang kau katakan itu..." Shin-hye menarik krah baju Soo-chan. "Menjijikkan!" Dengan tatapan aku akan membunuhmu sekarang juga Shin-hye mengepalkan tangan dan akan memukul lagi.

Namun pukulannya ditahan oleh Ji Soo. "Hentikan, Shinji-ya."

Shin-hye justru memukul perut Ji Soo hingga Ji Soo mundur. "Jangan ikut campur." Shin-hye memukul Soo-chan lagi, lagi, dan lagi.

The Killer MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang