36.

327 76 14
                                    

SMA JYH

Seluruh siswa memandang Shin-hwa sambil berbisik. Shin-hwa tau ini akan terjadi, namun dia cuek saja. Hingga Shin-hwa membuka loker, dirinya kaget. Buku acak-acakan. Foto Hye-jung yang banyak dengan penuh coretan. Kata-kata kotor di dinding loker.

"Ada apa?" Shin-hye datang. Shin-hwa buru-buru menutup loker agar Shin-hye tidak marah.

"Tidak ada apa-apa." Jawab Shin-hwa. Shin-hye tidak percaya dan membuka loker Shin-hwa. Shin-hye membuang nafas kesal.

"Siapa? Siapa yang lakukan ini?!" Teriak Shin-hye. Semuanya hanya diam. "Jika kalian berani, bilang di depan! Jangan jadi pengecut!" Tambahnya.

"Yya... Lee Shin-ji. Apa kau juga salah satu korban Shin-hwa? Sudah sejak kapan kalian melakukan itu? Ah... Atau kalian bukan sepupu?" Ucap Soo-chan memancing emosi.

"Tutup mulut busukmu, Jung Soo-chan! Kau hanya anak manja yang hanya bisa bersembunyi dibalik punggung hyungnya. Jadi lebih baik kau diam saja sebelum ku buat kau mengompol di celana!" Shin-hye mencoba mengontrol diri. Namun Soo-chan terus berbicara.

"Yya! Lee Shin-ji! Kau pikir kau siapa? Berani sekali kau!" Tepat saat itu Ji Soo datang. "Tepat sekali. Soo-ya, ku perintahkan kau untuk melawan gadis bar-bar ini." Soo-chan menunjuk Shin-hye.

"Yya... Jung Soo-chan, jangan kelewat batas." Ucap Shin-hwa.

"Kau diam saja." Soo-chan tidak peduli. "Ayo ke belakang sekolah agar bisa leluasa bertarung." Soo-chan pergi dan seluruh siswa mengikuti.

Disini mereka sekarang. Belakang sekolah. Soo-chan, Ji Soo dan Shin-hye saling berhadapan. "Jung Soo-chan, jangan selalu bersembunyi dan majulah dengan pukulan mu sendiri." Shin-hye tersenyum sinis.

"Yya! Lee Shin-ji, tinggal mengaku saja bahwa kau sudah sering melakukan itu dengan Shin-hwa. Sayang sekali kau tidak mengaku ya. Yahh... Walaupun tanpa mengaku pun semua sud-" Buuggg... Sebuah pukulan mendarat di pipi Soo-chan. "Apa yang kau lakukan, JI SOO?!" Buuggg... Satu pukulan lagi di pipi satunya. "Yya!" Kali ini Shin-hye yang memukulnya.

"Wae? Itu pantas untukmu, brengsek. Kau harusnya menjaga mulutmu dalam berbicara. Apa yang diajarkan orang tuamu selama ini? Eoh?!" Teriak Shin-hye. Buuggg... Shin-hye memukulnya lagi.

"Aish..." Soo-chan akan memukul Shin-hye namun ditahan Ji Soo lalu Ji Soo kembali memukulnya hingga terjatuh. "Keparat." Soo-chan mengucap darah dari sudut bibirnya. "Apa ini balasan mu? Setelah yang dilakukan hyungku untukmu?! Yya... Ji Soo, kalau bukan karena hyungku kau masih menjadi anak jalanan. Ani! Mungkin kau sudah mati."

"Bangsat!" Shin-hye habis kesabaran. Dia mengambil krah Soo-chan lalu memukulinya. "Mulutmu benar-benar akan ku robek!"

Tak lama Min-hyuk datang. "Apa yang kalian lakukan?!" Min-hyuk mencoba memisahkan namun dirinya justru terlempar. "Apa kalian akan diam saja melihat teman kalian dipukuli?" Semuanya diam. Sementara Shin-hwa? Dia berlari mencari Hae-jin. Tidak ada yang bisa menghentikan eommanya saat ini.

"Sam- Ani. Sansenim!" Teriak Shin-hwa saat melihat Hae-jin keluar dari kelas. Hae-jin berbalik dan tersenyum pada Shin-hwa.

"Wae?"

"Eom- Ani. Shin-ji, dia berkelahi di belakang sekolah. Ani. Lebih tepatnya mengamuk."

"Mwo? Apa yang terjadi? Ceritanya sambil kesana. Aku tidak yakin korbannya akan selamat atau tidak." Hae-jin berlari sementara Shin-hwa juga ikut berlari sambil menceritakan apa yang terjadi. Hae-jin mengerti situasinya.

Sampai di belakang sekolah, tampak Min-hyuk mencoba melerai namun dirinya justru terlempar kebelakang. Tentu saja. Siapa yang bisa melawan kekuatan seorang ahjumma?

The Killer MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang