Tiga Belas

1.3K 55 0
                                    

"Sayang kamu tega"
_____________________

Wanita itu menghambur kepelukan Mas Raihan dengan menangis dan mengucapkan tiga kata yang membuat aku tercengang.

Apa katanya?
Sayang?
Dia siapanya Mas Raihan?

"Maafin aku ya sayang. Aku terpaksa menikahi dia" Mas Raihan menjawab dengan menunjuk ke arah ku.

Aku masih terdiam melihat adegan yang menyakitkan.

Aku tak tahu harus berkata apa. Bahkan aku juga tak tahu ada hubungan apa diantara mereka berdua.

"Asal kamu tau, kamu berusaha menghancurkan pernikahan aku dengan Mas Raihan"

Ucapannya lebih membuat ku tercengang.
Aku terdiam kaku, bahkan untuk menggerakkan tubuh pun rasanya sulit.

Wanita itu berkata kepadaku bahwa aku berusaha menghancurkan pernikahannya?

"Aku Salsa, istri pertama Mas Raihan"

Pernyataan seperti apa ini?

Jadi aku di bohongi lagi?

Aku menikah dengan seorang lelaki yang telah mempunyai istri?

Oh Allah.. Takdir apa lagi ini?
Aku selalu mendapatkan takdir yang mengejutkan, aku selalu mendapatkan takdir yang menyakitkan.

Apa aku benar-benar tidak pantas untuk bahagia?

Aku kira, dari pernikahan aku dengan mas Raihan akan menjadi jembatan penghantar kebahagiaan untuk ku. Namun sepertinya tidak.

Hiks

Aku menangis dalam diam, tak ku keluarkan air mata yang telah menggenang.

"Kenapa diam saja? Dasar pelakor!"
Sudah beberapa perkataan wanita itu melukai hati ku.

Apa aku benar-benar menjadi seorang pelakor?

Aku tetap diam tak menjawab, sampai pada akhirnya Mas Raihan memerintahkan ku untuk pergi ke kamar yang berada di pojok lantai dua.

Tak ku Peduli kan rasa sopan ku kepada mereka berdua, aku berlari tanpa mengucap sepatah kata pun untuk menuju kamar yang telah di sebutkan oleh Mas Raihan.

Yang aku ingin hanyalah ketenangan setelah di bodohi.

"Dasar tidak punya sopan santun!" cibir wanita itu

***

Aku terus berlari sampai aku sampai di depan kamar yang telah disebutkan oleh Mas Raihan. Ku raih gagang pintu lalu ku langkahkan kaki ku.

Tak kuasa menahan tangis. Ku hempaskan tubuhku di atas kasur empuk milik Mas Raihan.

Sakit.. Rasanya sakit sekali hati ku

Dada ku pun terasa sangat sesak

Kenapa?
Kenapa kenyataan menyakitkan yang selalu menghampiri ku?

Ku biarkan air mata ku mengalir deras. Tak perlu ku katakan betapa sakitnya aku. Biar air mata ku yang menjelaskan.

Hiks

Di sela tangisan ku. Ku bergumam kecil
"Ibu kenapa tidak berkata jujur? Katanya Ibu sayang sama aku. Tapi kenapa Ibu menutupi hal sebesar ini?"

Hiks

***

Setelah menangis aku tak sadar bahwa aku tertidur hingga sore hari.
Belum sempat aku bangun untuk membersihkan diri, suara itu terlebih dahulu menghampiri ku.

"Bangun pelakor! Enak sekali ya tidur! Kerjain pekerjaan rumah. Cepat masak!"

"I-Iya Mbak.. Maaf aku ketiduran" jawab ku menundukkan kepala

"Maaf maaf! Cepat aku lapar"

"Aku bersihkan diri dulu ya Mbak"

"Jangan lama!"

Setelah mengucapkan itu, Mbak Salsa menutup pintu dengan kencang.

Jangan menangis Zahra!
Kamu harus terima dan
Kamu harus kuat.

Aku terus menyemangati diri sendiri.

***
Kini aku berada di dapur untuk memasak seperti yang di katakan Mbak Salsa tadi.

Tangan ku meraih pintu kulkas. Disana terlihat ada beberapa bahan.
Aku berfikir untuk membuat telur dadar dengan daun bawang, tumis kangkung, tak lupa tempe goreng dan tahu goreng serta sambal.

Aku sudah lihai dalam memasak. Bukan maksud ku untuk sombong, tapi memang sejak saat dulu aku belajar memasak hingga memasak membuat ku senang.

Tanpa perlu waktu lama, aku berhasil menyediakan makanan untuk sore ini.

Makanan pun sudah ku sediakan di meja makan.
Terlihat Mas Raihan dan Mbak Salsa telah menunggu.

"Mas mau makan sama apa?" tanya Mbak Salsa

"Apa yang di masak saja"

Mbak Salsa pun dengan telaten mengambil nasi dengan lauk pauknya.

Terlihat seperti pasangan yang romantis.
Aku tersenyum kecut melihat keromantisan Mas Raihan dan Mbak Salsa.

Aku yang merasa hanya mengganggu mereka, maka ku putuskan untuk pergi ke dapur dan memakan di sana.

"Mau kemana?" tanya Mas Raihan

"Aku makan di dapur saja Mas" jawab ku

"Bagus deh kalo sadar diri" sahut Mbak Salsa

Aku hanya menampilkan senyum agar aku terlihat baik-baik saja. Aku berbalik untuk pergi ke dapur. Namun langkah ku tertahan saat Mas Raihan menyuruh ku untuk tetap makan bersama.

"Saya bilang disini ya disini"

"Tapi Mas, dia kan-"

"Dia juga istri ku sayang, jadi aku ingin dia tetap makan bersama ku" ucap Mas Raihan halus yang di tunjukkan kepada Mbak Salsa

Ada rasa sedikit senang mendengar Mas Raihan berkata seperti itu.

Aku pun duduk di hadapan Mas Raihan dan Mbak Salsa dengan terus menunduk.

"Cepat ambil makanan mu" perintah nya lagi

Dengan segera ku mengisi piring dengan nasi dan lauk pauk. Aku memakan dalam diam sambil menyaksikan keromantisan mereka berdua. Menyaksikan Mbak Salsa yang tengah menyuapi Mas Raihan membuat dada ku semakin sesak.
Kalau tahu akan begini lebih baik aku makan di dapur.

Aku tidak cemburu, hanya saja merasa menjadi pengganggu diantara mereka.

Suap demi suap makanan kami telah habis. Langsung ku bersihkan piring kotor untuk segera di cuci.

Mas Raihan dan Mbak Salsa sudah terlebih dahulu meninggalkan ku, mereka sedang menonton tv.

💙Cirebon, 03 Juni 2020💙

Ternyata wanita itu istri pertamanya Mas Raihan
Huaa kasian Zahra😭

Ayo pantau terus dan tinggalkan jejak
Eits komen juga yakk

Terimakasih

The Pain I Feel (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang