Author Pov
Pagi ini setelah shalat subuh, Zahra berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan.
Ia membuka kulkas untuk melihat ada bahan apa saja yang bisa di masak pagi ini.
Setelah melihat isi kulkas, terlintas pikiran untuk membuat nasi goreng telur mata sapi.
"Hmmm aku buat nasi goreng telur mata sapi deh siapa tau Mas Raihan dan Mbak Salsa suka" ucap nya tersenyum
Tangannya bergerak lihai memegang peralatan dapur.
Wangi nasi goreng yang hampir jadi menyeruak hidung seorang lelaki yang tengah mengambil air minum.
"Masak apa?" tanya lelaki itu
"Eh, aku masak nasi goreng telur mata sapi Mas. Apa Mas suka?"
"Hmmm" ucap nya meninggalkan Zahra
Zahra tersenyum kecut melihat suaminya yang tidak peduli.
Sudahlah, bukankah suaminya memang begitu?
Nasi goreng yang telah di buat pun sudah jadi. Kini ia berinisiatif untuk memanggil suami dan istri pertama suaminya itu.
Namun, belum sempat ia memanggil sudah terlihat sepasang suami istri yang berjalan menuruni tangga dengan tangan yang saling bertautan keduanya.
Zahra yang melihat itu hanya bisa tersenyum menyambut keduanya dengan hati yang sedikit merasa sakit.
Sedikit. Hanya sedikit!
"Mas, Mbak ayo sarapan, aku sudah memasak nasi goreng" ajak Zahra tak melunturkan senyumnya
"Setiap pagi kami memakan roti, bukan nasi" jawab Salsa cuek
"Oh begitu ya. Hehe maaf aku tidak tahu" jawab Zahra menahan rasa sedih
"Makanya nanya dulu sebelum membuat" ucap Salsa ketus
"Maaf Mbak"
Karena Zahra tidak mau terlihat sedih di hadapan Raihan dan Salsa, ia melangkahkan kakinya pergi ke dapur.
Ia terus melangkah dengan tangan yang menyeka air matanya. Kemudian membereskan nasi goreng yang sudah di persiapkan nya.
Gerakannya terhentikan saat terdengar suara suaminya yang memerintahkan untuk berhenti membereskan sarapan pagi ini.
"Tidak usah di bereskan"
"Tapi Mas, kan Mas dan Mbak Salma tidak mau sarapan dengan nasi goreng" ucap Zahra sedikit takut dan menunduk
"Kata siapa? Saya yang akan makan" ucap Raihan
"Mas, kita kan biasanya sarapan dengan roti jadi tidak usah makan nasi goreng buatan dia, barangkali ada racun nya" ucap Salsa yang melukai hati Zahra.
Zahra hanya tertunduk. Air matanya sudah menggenang kembali. Namun ia tetap menahan agar tidak menangis.
"Tidak usah di paksakan Mas, biarkan saja sarapan nya aku bereskan" jawab Zahra memperlihatkan senyumnya
"Saya bilang tidak usah!" katanya tak mau di bantah
"Tapi-"
Ucapan nya terpotong saat terdapat tangan yang mengambil paksa piring yang berisi nasi goreng.
"Mas! Kok kamu makan nasi buatan dia sih! Takut kenapa-kenapa setelah memakan itu" Salsa terus berbicara buruk.
'Apa Mbak Salsa begitu benci sama aku?' tanya Zahra dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain I Feel (Proses Revisi)
Roman pour AdolescentsSebelum baca, Follow dulu lah. _________________________________________________________ ✨ Judul awal Luka 'Sudah terlalu lama aku merasa lelah. Hingga aku memilih untuk berhenti dari rasa yang membuat ku selalu terluka' ~Zahra 'Maaf jika aku tak...