Votenya jangan lupa!😅
Pagi ini Mas Raihan mengambil cuti. Setelah semalam terjadi pertengkaran dan kesalah fahaman karena terbongkarnya rahasia mengenai kehamilan ku, Mas Raihan menjadi lebih protektif. Perasaanku berhasil di perangkap lagi oleh perhatiannya. Biarlah aku menikmati segala rasa yang terkadang membuat ku melambung bahagia, dan juga terhantam lara. Aku juga manusia normal, yang kadang merasa senang dan juga merasa sedih. Kedua rasa itu sudah menjadi hukum alam."Kamu duduk. Biar saya yang memasak" aku mengangguk patuh
"Kamu mau makan apa?" tanyanya dengan tangan yang sibuk memindahkan wajan penggorengan.
Ia bahkan lebih dulu menyiapkan peralatan masak, daripada menanyaiku ingin memakan apa. Aneh.
"Aku mau rujak buah Mas" Mas Raihan melotot mendengar keinginanku
"Tidak. Tidak boleh. Sekarang masih pagi" jawabnya memperingati ku.
Aku menunduk sedih. Padahal aku sangat ingin memakan rujak buah. Tapi yang dikatakan Mas Raihan memang benar. Sekarang masih terlalu pagi, tidak baik untuk pencernaan ku.
Tak sadar Mas Raihan sudah ada didepan ku. Ia berjongkok untuk mensejajarkan dengan tubuh ku.
Tangannya menarik kedua tanganku yang tengah memilit ujung baju. Kemudian ia menggenggam dengan halus. Manis sekali perlakuannya.
"Jangan saat ini juga ya. Kasihan dedeknya nanti kenapa-kenapa. Nanti siang saja gimana? Mau yaa"
Bolehkah aku merasa sangat bahagia untuk hari ini? Rasa tulus yang selama ini aku tunggu akhirnya bisa aku dapatkan. Pipiku sampai terasa panas. Jantung ku berdebar hebat. Ternyata begini rasanya di perhatikan oleh orang yang kita cintai.
Aku tersenyum membalas tawarannya. Menganggukkan kepala dengan malu tanpa menatapnya.
"Bunda yang baik" ucapnya dengan tangan yang mengusap rambutku
Tangannya berpindah di atas perut ku. Mengusapnya lembut.
"Jangan ngerepotin Bunda ya. Jadi anak yang baik. Ayah menunggu kehadiran kamu" pesannya kepada si jabang bayi yang masih berada di dalam perut ku. Aku terbawa perasaan. Berkat anak yang ada di dalam kandungan ku, Mas Raihan begitu perhatian dan peduli tanpa ada paksaan.
"Saya buatkan nasi goreng mau?"
"Iya Mas"
"Ini spesial untuk kamu" aku terpana dengan senyumnya. Senyum yang biasa di dapatkan oleh Mbak Salsa, kini aku mendapatkannya juga.
Aku memperhatikan Mas Raihan yang memasak dengan lihai. Jika kebanyakan laki-laki tidak lihai dalam urusan memasak, sangat berbeda dengan Mas Raihan. Ia begitu lihai dan menikmati kegiatan memasaknya.
Layaknya menonton sebuah pertunjukan, membuat ku begitu asik memperhatikannya. Tanganku menyanggah dagu. Kedua sudut bibir ku terus melengkung. Bahagia.
"Selesai" Mas Raihan membawa satu piring nasi goreng
"Loh kok satu Mas?" tanya ku terheran
Mas Raihan menaikkan satu alisnya
"Memang kenapa?" aku menggeleng cepat. Tak ingin memberi jawaban karena malu
"Kita makan berdua dalam satu piring"
Blush
Pipiku pasti bersemu merah. Mas Raihan menjadi begitu romantis.
"Kenapa diam hmm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain I Feel (Proses Revisi)
Novela JuvenilSebelum baca, Follow dulu lah. _________________________________________________________ ✨ Judul awal Luka 'Sudah terlalu lama aku merasa lelah. Hingga aku memilih untuk berhenti dari rasa yang membuat ku selalu terluka' ~Zahra 'Maaf jika aku tak...