Sepuluh

1.4K 60 0
                                    

"Beri saya alasan terlebih dahulu" pinta ku padanya.

***

"Oke, saya akan memberi tahu alasannya" katanya mensejajarkan tubuhnya dengan ku yang terduduk di atas kasur

"Yang pertama. Ayah kamu sudah menjadikan kamu jaminan"

"Apa maksud mu?" aku memotong pembicaraan nya

"Ayah mu mempunyai banyak hutang kepada saya, dan dia berjanji kalau tidak bisa melunasi hutang nya, maka kamu akan di nikahkan dengan saya" penjelasan nya sungguh membuat ku semakin membenci Ayah

"Apa harus aku menikah dengan mu?" tanya ku

"Yang namanya janji harus di tepati bukan?" ia malah balik bertanya

"Tapi, apa tidak ada pilihan lain selain ini? Saya akan melunasi hutang Ayah tapi tidak dengan menikah. Saya akan mencari uang untuk melunasi nya"

"Apa kamu yakin? 1 milyar akan kamu lunasi dalam satu minggu heh?!" ia semakin meremehkan ku

"Ya ya tidak satu minggu juga kan. Beri aku waktu lebih lama lagi" pinta ku. Aku tidak mau menjadi istrinya

"Memangnya kamu mau kerja apa heh? Menjadi seorang pelcur?"

Ku tampar mukanya yang sangat tidak berperasaan ini.
Ia berkata apa?
Aku akan menjadi pelacur?
Sungguh, aku tidak tahu dengan jalan pikirnya

"Berani kamu menampar saya?!" matanya memerah menahan amarah. Ka mendekatkan kepalanya kepada ku. Aku langsung membuang muka ke arah kiri

"Saya memang tidak memiliki banyak uang. Tapi saya tidak rendahan" aku berkata sambil mendorong tubuhnya

"Ternyata kamu gadis pemberani juga ya!" seringai nya

"Jadi gimana? Kamu mau melunasi hutang yang jumlahnya 1 milyar dalam waktu satu minggu atau menikah dengan saya?" ia mengembalikan topik awal pembicaraan kami.

"Aku bilang beri aku lebih banyak waktu" aku terus menolaknya

"Tapi saya tidak akan memberi mu banyak waktu"

"Tidak adil!"

"Oke, saya simpulkan bahwa kamu lebih memilih menikah dengan saya" ucap nya memutuskan sendiri

"Saya belum memutuskan!" kata ku kesal

"Oke, yang kedua alasannya karena kamu membatalkan pernikahan ini yang seharusnya seminggu setelah ujian selesai" lanjutnya

"Ayah memberi dua pilihan, jadi aku lebih memilih meninggalkan rumah dari pada harus menikah dengan orang yang tidak punya sopan santun seperti kamu!" jawab ku

"Yang tidak punya sopan santun itu kamu! Berani berani nya membatalkan acara pernikahan. Kamu kira saya tidak mengeluarkan banyak biaya heh?"

"Bukan masalah bagi ku. Lagian pernikahan ini juga mendadak, tidak jelas sama sekali. Gadis mana yang mau menerima secara dadakan seperti ini heh?!!" ucap ku menjawab perkataan nya

"Dasar tidak tahu diri" sini nya

"Aku cukup tahu diri, makanya aku tolak pernikahan ini"

"Sudahlah aku lelah mau pulang. Biarkan aku pulang" kata kh mengakhiri pembicaraan

"Tidak bisa. Kamu tetap disini, ingat kan besok pernikahan kita?"
Pernikahan
Pernikahan terus. Aku pusing memikirkannya

"Kamu tidak lihat? Aku masih kecil, baru lulus. Lagian mana sudi aku menikah dengan orang tua seperti mu ini!" aku muak dengan wajah nya. Tak peduli dengan ucapan ku yang mungkin akan melukai hatinya

"Bukan masalah bagi saya"

apa katanya? Bukan masalah bagi dia? Ya memang. Tapi jadi masalah buat ku!

"Aku mau pulang hiks" runtuh sudah pertahanan air mata ku. Aku sangat lelah hari ini lelah bekerja di tambah lelah dengan masalah baru ini. Aku tidak peduli dengan rasa malu ku saat ini. Yang aku mau hanya menangis. Itu saja.

"Saya bilang tetap disini ya disini!" ia sama sekali tidak memiliki perasaan manusiawi

"Tapi__"

Belum selesai berbicara, ia terlebih dahulu meninggalkan ku di dalam dengan pintu yang telah ia kunci.

Ku meringkuk di atas kasur tadi. Ku telusupkan kepala ku diantara kaki yang telah ku tekuk. Ku biarkan air mata membasahi pakaian ku

"Hiks kenapa menjadi seperti ini Yaa Allah?"

"Aku mau pulang. Lebih baik aku hidup seorang diri daripada harus seperti ini hiks"

Hiks

Hiks

Ketika semua rasa sakit tak mampu ku ucapkan oleh perkataan. Maka ku biarkan air mata yang berbicara berapa pedih nya rasa ini.

Rasanya kepala ku sangat pusing, mengingat aku belum makan setelah sarapan pagi tadi.

Hati dan pikiran ku lelah, raga ku pun terasa sangat lelah. Ku istirahat kan raga ini. Berusaha untuk pulang pun tak akan terjadi. Aku tidak mau lebih menyiksa diri ku ini.

Ku baringkan tubuh remuk ini. Ku tarik selimut menutupi dada, tak akan ku lepas kerudung ini. Aku tidak ingin memperlihatkan aurat ku kepada lelaki tadi.

Mata ku terasa semakin berat. Rasanya aku tak melihat apapun, semua gelap dan nafas ku menjadi teratur.

💙Cirebon, 22 Mei 2020💙

Selamat tidur Zahra
Tidur yang nyenyak ya😘
Eh buat para readers juga selamat tidur😍

Dont forget Voment nya
😇

The Pain I Feel (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang