Mobil yang di kendarai oleh Mas Raihan sudah memasuki halaman rumah. Dan berarti membuat ku harus siap dan kuat menjalani takdir ku.
'Bismillah' ucap ku dalam hati
Mas Raihan keluar dari mobil tanpa mengajak ku. Ia bahkan tidak peduli pada ku.
Padahal sejak kemarin ia meminta ku kembali, tapi saat aku kembali hasilnya begini.Sudahlah apa yang aku harapkan?
Tidak ada yang perlu di harapkan oleh ku.Adanya aku disini hanya sebatas memenuhi hutang Ayah.
Aku menghela sebentar. Berusaha menguatkan hati
Kaki ku mengikuti langkah Mas Raihan dari belakang. Namun aku berhenti sesaat ketika berada di depan pintu. Rasanya kaki ku berat untuk melanjutkan langkah.
Dengan memberanikan diri, ku langkahkan kaki hingga mata ku bertemu dengan mata Mbak Salsa.
Mata itu..
Mata itu menyiratkan rasa sedih.
"Assalamu'alaikum Mbak" salam ku yang tak di balas oleh Mbak Salsa.
Ia menatap ku dengan tatapan sinis.
Aku tidak ingin Mbak Salsa membenci ku kembali."Balik lagi?" tanya nya dengan sinis
Dengan menundukkan kepala aku hanya menjawab "Maaf"
"Dasar tidak tahu diri! Sudah merebut suami orang, terus kabur karena ingin mencari perhatian Mas Raihan" cibirnya
Aku masih dalam posisi yang sama. Yaitu menunduk.
"Sudah sayang. Mending kita pergi jalan" ucap Mas Raihan
Air mata ku lolos begitu saja.
Kehadiran ku benar-benar tidak berarti.Aku tidak menyangka dengan sikap Mas Raihan tadi saat di rumah Mama Rere. Ia begitu peduli seolah aku ini berarti. Tapi saat aku kembali ke rumah ini, aku hanya bagai sampah.
Tak berarti sama sekali.Dengan langkah gontai, aku berlari menuju kamar.
***
Hari ini, Aku kembali lagi kuliah.
Rasanya sedikit membuat ku lebih tenang jika aku berada di luar rumah.Saat ini aku menunggu angkutan umum. Namun sudah lama, aku tak melihat angkot yang sedang beroperasi.
Apa mungkin aku terlambat?Aku menghela melihat jam yang bertengger manis di lengan kiri ku.
Tiba-tiba ada motor yang berhenti di depan ku.
Aku mendongak ke depan.'Siapa?' tanya ku dalam hati.
Aku tak bisa melihat jelas wajahnya. Karena ia memakai helm. Namun yang jelas orang itu laki-laki
"Em- Maaf. Anda siapa? Dan mau apa?" tanya ku hati-hati
"Ayo naik"
Laki-laki itu menyuruh ku untuk menaiki motornya.
Tentu saja aku menolak. Aku tidak tahu siapa orang itu."Maaf saya tidak bisa. Terimakasih" jawab ku dengan membuang muka
Perlahan ia turun dari motor besarnya. Ia membuka helm dan menghadap ke arah ku.
"Re-Reno?" aku terkejut saat mengetahui bahwa orang itu adalah teman ku
"Ck! Dari dulu kamu gengsinya tidak pernah turun ya!" cibirnya
"Bukan begitu. Aku kan takutnya kamu orang jahat. Makanya aku tolak" jawab ku malas
"Sudahlah cepat naik. Kamu mau berangkat ngampus kan?" ia siap-siap memakai helm lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain I Feel (Proses Revisi)
Fiksi RemajaSebelum baca, Follow dulu lah. _________________________________________________________ ✨ Judul awal Luka 'Sudah terlalu lama aku merasa lelah. Hingga aku memilih untuk berhenti dari rasa yang membuat ku selalu terluka' ~Zahra 'Maaf jika aku tak...