Dua Puluh Tujuh

1.2K 45 2
                                    

Setelah bertemu dengan Maya, Zahra kembali ke rumah. Ia sedikit terlambat pulang karena jika bertemu dengan Maya, maka akan lupa waktu.

"Assalamu'alaikum" salam Zahra ketika masuk ke dalam rumah

"Wa'alaikumussalam" jawab Raihan dan Salsa

Zahra tersenyum melihat Salsa yang tengah bermanjaan dengan suaminya.
Terlihat Raihan yang sedang menyuapi buah mangga yang sudah di celup ke dalam sambal khas rujak buah. Mungkin saat ini Salsa sedang berada di fase ngidam.

"Zahra sini" panggil Salsa

Zahra melangkahkan kakinya ke arah Salsa.

"Cobain rujak buahnya" ucap Maya sambil menyodorkan buah mangga dan di terima oleh Zahra

"Gimana? Enakkan?" tanya Salsa

"Enak Mbak" jawab Zahra. Sebenarnya ia tidak terlalu suka dengan makanan yang memiliki rasa asam

"Mbak mau aku buatkan susu?" tawar Zahra

"Tidak usah. Kamu bersihkan diri dulu. Pasti capek baru datang" tolak Salsa yang di angguki oleh Zahra

"Aku saja yang buatkan susu untuk istri tercinta dan calon anak kita" ucap Raihan dengan manis. Tentu saja hanya kepada Salsa ia bersikap manis

Zahra pergi ke kamar dengan tersenyum kecut. Meski ia tidak mencintai suaminya-Oh mungkin belum untuk saat ini, ia ingin di perlakuan seperti Salsa. Ia berfikir bahwa Salsa sangatlah beruntung bisa mendapatkan perhatian dari Raihan.

***

Sudah satu bulan ini Salsa terlihat sangat manja bersama dengan suaminya. Mungkin bawaan bayi yang berada di dalam kandungannya.

Seperti pagi ini. Zahra sudah melihat kemesraan suaminya dengan Salsa. Raihan dengan telaten menyuapi Salsa. Bahkan kehadiran Zahra tak di hiraukannya

"Pagi Mbak, Mas" sapa Zahra

"Eh Zahra. Pagi juga. Ayo kita makan bersama" jawab Salsa

"Iya Mbak"

Mereka makan dengan khidmat.

Setelah selesai, Zahra pamit untuk pergi ke kampus. Kali ini ia tidak ingin di antar oleh Raihan.

"Mas, Mbak, Zahra berangkat ke kampus dulu ya" pamit Zahra

"Eh bareng Mas Raihan berangkatnya" jawab Salsa

"Tidak usah Mbak" tolak Zahra, dan di setujui oleh Raihan

"Biarkan dia berangkat sendiri. Aku ingin berdua sama kamu tanpa ada yang mengganggu"

Deg

Lagi lagi hatinya berdenyut nyeri. Ucapan Raihan benar-benar membuat hatinya terluka. Ia berkata tidak ingin ada yang mengganggunya, berarti selama ini kehadiran Zahra sangat mengganggu.

Sebisa mungkin Zahra menahan agar tidak menangis di hadapan Raihan dan Salsa.

Di raihnya tangan Raihan untuk di cium. Walau Raihan telah membuat hatinya terluka, ia tetap memperlakukan Raihan sebagaimana mestinya seorang suami.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Ia tidak bisa menahan gejolak di hatinya. Terpaksa air matanya jatuh saat berjalan ke luar rumah.

***

Setelah selesai kuliah, ia berjalan ke luar kampus untuk menunggu angkutan umum.

Hari ini badannya terasa sedang tidak baik. Kepalanya pusing dan suhu tubuhnya menjadi naik. Untuk berjalanpun ia sedikit kesusahan.

The Pain I Feel (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang