Votenya kakak sebelum baca.
Banjirin Vote di tanggal spesial ini dong😍Di tengah malam aku terbangun karena rasanya ingin sekali memakan mi instan. Aku beranikan diri dengan berjalan pelan dan mengendap-endap demi satu piring mi instan. Aku benar-benar seperti maling.
Aku kesulitan melihat karena lampu di matikan. Tangan ku meraba-raba dinding yang terasa dingin. Namun mengapa dindingnya menjadi lunak dan tidak keras? Bahkan dinding yang seharusnya datar kini aku rasakan seperti ada lekukkan-lekukkan kecil yang menonjol.
"Ehmm" mengapa ada suara orang yang berdehem? Aku menjadi cemas, apakah ada maling?
"Sedang apa kamu di sini?"
"Si-siapa kamu?" aku bertanya dengan gemetar karena merasa takut
Karena tidak ingin di habisi oleh maling tersebut, aku berancang-ancang kabur darinya. Namun sebelum itu terjadi, tangan ku di tarik paksa membuat ku memekik terkejut sehingga orang tersebut membekap mulut ku.
"Euu.. Euu" aku terus memberontak dan berusaha untuk berteriak meski mulut ku terus di bekapnya
"Ck. Diam! Jangan berisik sekarang sudah malam"
Kemudian lampu menyala dan aku di buat terkejut oleh orang itu.
"M-Mas?" mata ku membesar. Terkejut dengan orang yang ku kira maling ternyata Mas Raihan
"Kenapa hmm?" tanyanya masih dengan posisi menahan ku di dalam dekapannya. Aku merasakan debaran kembali
"A-aku kira ta-tadi itu ma-maling" jawab ku gugup karena Mas Raihan masih belum melepaskan ku
Ia malah memukul pelan dahi ku dengan gelas yang di pegang oleh Mas Raihan.
"Maling? Yang benar saja. Tidak mudah untuk seorang maling masuk ke dalam rumah saya" ucapnya dengan gaya angkuh
"Harusnya saya yang mengira kamu itu maling karena berjalan mengendap-endap. Ngapain kamu malam-malam kesini?"
"Aku lapar ingin mi rendang"
"Tidak. Malam-malam begini kamu tidak boleh makan mi instan. Itu bahaya" mata ku berkaca-kaca. Aku sungguh menginginkannya
"Ta-tapi Mas, A-aku mau itu"
"Tingkah kamu seperti lagi ngidam saja"
Deg
Ucapan Mas Raihan membuat ku membeku. Aku harap Mas Raihan tidak mengetahuinya.
"Kenapa diam?" tanyanya dengan alis terangkat
"Aku bukan lagi ngidam tapi karena aku lapar" aku tidak berbohong, karena memang aku juga merasa lapar
"Hmm baiklah. Tapi untuk sekali ini saja saya izinkan"
"M-Mas?"
"Kenapa lagi?"
"Le-lepasin aku Mas" gugup. Aku sangat gugup
Mas Raihan menyeringai membuat ku semakin gugup.
"Kenapa hmm?" ia malam semakin merapatkan tubuhku
"Apa kamu gugup dekat dengan Saya?" iya! Ingin rasanya aku menjawab seperti itu. Tapi mana berani
"Kalau tidak lepas bagimana caranya aku bisa masak Mas?"
"Hmm begitu ya.." Mas Raihan melepaskan ku. Huh leganya
Ini kedua kalinya aku memasak mi instan di temani oleh Mas Raihan. Sebenarnya aku sedikit merasa risi saat Mas Raihan terus memperhatikan ku memasak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain I Feel (Proses Revisi)
Fiksi RemajaSebelum baca, Follow dulu lah. _________________________________________________________ ✨ Judul awal Luka 'Sudah terlalu lama aku merasa lelah. Hingga aku memilih untuk berhenti dari rasa yang membuat ku selalu terluka' ~Zahra 'Maaf jika aku tak...