Sembilan Belas

1.3K 56 0
                                    

Sudah tiga hari Zahra tidak terlihat juga di dalam sebuah rumah mewah milik Raihan.
Hal itu membuat Raihan terus kepikiran tentang gadis itu.

Dengan tampang berantakan dan terus mondar-mandir ia bergumam "Aku harus cari kemana?"

Tidak tahu mengapa ia merasa kehilangan gadis itu.
Gadis yang ia nikahi tanpa cinta
Gadis yang ia nikahi karena perjanjian

"Mas" panggil Salsa yang tak di gubris oleh Raihan

"Mas. Cari dia terus sampai ketemu" ucapnya tersenyum
Senyum yang menyiratkan rasa perih

Tanpa menjawab lagi, Raihan berlari mengambil kunci mobil dan mengendarainya ke tempat manapun sampai ia berhasil bertemu dengan Zahra.

***
"Papa, kita pergi jalan-jalan yuk. Maya kangen jalan sama Papa" ajak Maya

"Boleh sayang, kebetulan Papa juga pengen ngajak kamu ngedate" jawab Bram-Papa Maya dengan bercanda

"Bahasa Papa kekinian banget sih!"

"Zahra juga di ajak kan?" tanya Bram

"Iya dong Pa, pokoknya Zahra harus ikut biar aku ada temennya" jawab Maya

"Eh tidak usah May, aku mau bantu di toko Mama Rere saja" jawab Zahra tak enak

"Pokoknya harus! Tidak ada penolakan"

Ckckck selalu seperti itu.
Pemaksaan-batin Zahra

"Iya Zahra, kita berempat pergi jalan, mumpung ada Ayah juga kan, kapan lagi hayo?" kata Rere

"Hmm baiklah"
Mau bagaimana lagi? Ia tidak bisa menolak orang yang sudah berbaik hati kepadanya?

***

Kini Zahra, Maya, Bram dan juga Rere berada di sebuah Mall.
Maya yang memintanya, katanya ia ingin membeli baju baru, tas baru, sepatu baru dan barang baru lainnya.

"Ma lihat deh" tunjuk Maya ke arah toko sepatu

"Itu sepatu yang aku mau Ma. Kita kesana yuk" tanpa persetujuan dari Rere ia langsung menarik Rere.

Rere hanya mengelengkan kepala melihat kelakuan anaknya yang sangat manja.

"Sebentar, Aku izin ke toilet dulu ya May, Ma, Pa" izin Zahra yang

"Baiklah, kita tunggu di toko sepatu itu ya Zah" jawab Maya

"Siapp"

Zahra pun pergi menuju toilet.
Ia berjalan terburu-buru sambil mencari handphone nya di dalam tas, sehingga ia tak sengaja menabrak seseorang.

"Maaf, saya tidak sengaja" ucap Zahra masih mencari handphone nya

Tak ada sahutan dari orang di depannya.
Zahra tak pedulikan orang yang telah ia tabrak.
Ia melangkahkan kakinya kedepan, namun tampaknya orang itu tetap dalam posisi semula. Kemudian Zahra menggeser ke arah kiri, namun orang tersebut mengikutinya. Ia bergeser lagi ke arah kanan, dan orang tersebut masih mengikutinya.
Dengan kesal ia menengok untuk melihat orang yang menghalangi jalannya.

"Anda mengha__" ucapnya terhenti saat mengetahui siapa orang yang telah menghalangi jalannya

"M-Mas Raihan?"

"Mau kemana?" tanya Raihan bersidekap dada

"Eummm, aku mau ke toilet" jawab nya gugup

"Saya ikut"

Apa katanya?
Mau ikut? Gila saja!

"Apaan sih Mas. Mas Tidak boleh ikut" ucap Zahra meninggalkan Raihan.

Tanpa Zahra sadari, ternyata Raihan terus mengikutinya.

Saat keluar dari toilet ia di buat terkejut lagi oleh Raihan yang berdiri tegak di depan.

"Astagfirullah Mas, ngapain ikutin aku sih?!" tanya Zahra kesal

"Saya mau kamu pulang" jawabnya

"Aku tidak mau kembali lagi! Aku mau kita cerai saja Mas"

Raihan kesal mendengar ucapan Zahra. Matanya memanas dan tanpa sadar ia mengepalkan kedua tangannya.

"Saya tidak akan meceraikan kamu" jawabnya tegas

"Tapi aku mau cerai Mas!"

Raihan terdiam sesaat, kemudian ia menarik tangan Zahra dengan kasar.

"Mas lepas! Aku mau tinggal sama Mama Rere saja. Aku tidak mau tinggal sama Mas"

Ucapan Zahra tak di gubris. Bahkan ia semakin kencang menarik tangan Zahra. Zahra meringis kesakitan dengan perlakuan Raihan.

"Hiks hiks Mas jahat"
Zahra tidak peduli lagi jika ia menangis di hadapan Raihan.
Ia hanya ingin menjauh dari kehidupan Raihan.

"Lepas!"
Zahra melepas dengan kasar cekalan Raihan.

Cekalan Raihan berhasil terlepas dari tangan Zahra. Tak ingin kembali di seret oleh Raihan, ia berlari meninggalkan Raihan. Ia ingin kembali bersama keluarga Mama Rere.

"Sial!" umpat Raihan

Raihan ikut berlari mengikuti Zahra.

"Hos Hos Hos"

"Mama Rere!" lambainya dari jarak 5 meter

"Hos"

"Mama tolongin aku" ucapnya sambil terengah-engah

Rere panik melihat Zahra yang seperti akan di culik.

"Kamu kenap-"

Tanpa di ketahui Zahra, Raihan berada di belakang Zahra dengan jarak 1 meter. Ia langsung menarik kembali tangan Zahra.

"Mama tolongin aku!" teriaknya

"Siapa kamu?"

Rere, Bram dan Maya langsung berlari ke arah Zahra

"Lepaskan Zahra!" kini Bram bersuara

"Saya suaminya, jadi saya berhak membawa dia kemanapun" jawab Raihan

"Tapi aku tidak mau Mas" sanggah Zahra

"Kamu dengar sendiri bukan? Zahra tidak ingin di bawa pergi"

"Jadi tolong lepaskan dia"

"Tidak. Saya akan membawanya pulang"

"Mas, aku tidak mau pulang. Aku mau tinggal sama keluarga Mama Rere saja" ucapnya terisak

Cekalan di tangan Zahra melonggar, membuat Zahra berlari menghambur ke pelukan Mama Rere.

"Saya tahu permasalahan kalian. Tapi saya mohon, biarkan Zahra untuk saat ini menenangkan pikirannya" ucap Mama Rere sambil mengelus kerudung Zahra

"Maka dari itu, saya ingin menyelesaikan masalahnya bersama Zahra" jawab Raihan

"Tapi dia butuh ketenangan tanpa adanya kamu"

"Baiklah saya izinkan dia tinggal sementara bersama anda"

"Tapi saya minta alamat rumah anda" lanjutnya


💙Cirebon, 24 Juni 2020💙

Haduh gatau deh nulis apa, lg kurang mood banget

Voment nya jangan lupa😞

The Pain I Feel (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang