Pagi ini Zahra memutuskan untuk meninggalkan rumah Maya dan memilih tinggal di kostan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari toko kue Mama Rere, karena agar menghemat biaya ketika akan berangkat dan pulang kerja.
"Zahra beneran mau ngekost aja?" tanya Mama Rere dengan raut wajah sedih
"Iya Ma, maaf ya Ma" jawab Zahra tidak enak
"Hmm Mama sedih loh kamu lebih milih ngekost dari pada tinggal disini. Padahal Mama gak keberatan, malah Mama seneng banget" katanya
"Iya Ma, tapi maaf ya Ma, aku pengen belajar mandiri. Aku janji deh bakal sering main kalo ada waktu"
"Oke janji ya! Nanti Mama kasih kamu kebebasan waktu saat kerja, supaya sering main kesini"
"Ih ya enggak boleh gitu juga dong Ma, nanti karyawan yang lain ngerasa pilih kasih" ucap Zahra mencebikan bibirnya
"Kamu kan beda, kamu mah karyawan yang spesial.. Hehe"
"Ah Mama bisa aja hehe"
Terlihat Maya turun dari tangga menuju ke arah Zahra dan Mamanya
"Ih Zahra kamu beneran mau ngekost aja?" tanya Maya dengan mata yang berkaca-kaca
"Iya May, maaf ya"
"Gak mau! Pokoknya aku gak mau maafin kamu" ucapnya marah
"Eh eh eh anak Mama gak boleh gitu dong. Sahabatnya mau belajar mandiri harusnya di dukung" kali ini Mama Rere yang melerai
"Tapi Ma, kan Zahra gak harus pergi juga" jawab Maya kesal
"Maya, dengerin aku ya. Aku gak mau bergantung terus sama orang lain, aku pengen sukses dengan cara ku sendiri. Aku tau niat baik kamu sama Mama Rere. Tapi aku mau mandiri" Zahra mencoba menjelaskan maksudnya
"Hmm oke deh. Pokoknya harus sering main kesini. Gak mau tau!"
"Satu lagi. Kalo udah sukses jangan pernah lupain sahabat kamu yang cantik ini ya! Awas aja kalo sampe lupain!" ancamnya
"Ya ampun May, mana mungkin sih aku lupain semua jasa kamu sama Mama Rere. Bahkan uang milyaran pun gak bakal membuat aku lupa sama kalian. Aku janji itu" jawab Zahra
"Oke aku percaya itu. Hehe"
"Ayo udah mau siang nih, katanya kamu pengen cepet beres-beres kostan?" tanya Mama Rere mengalihkan pembicaraan
"Oh iya aduh, ini gara-gara kamu si May, jadi kesiangan nih" kata Zahra
"Dih kok aku"
"Udah udah ayo buruan beresin barang nya, nanti Mama anter kamu"
"Oke deh Ma. Mama baik banget deh" jawab Zahra sambil mengecup pipi Mama Rere. Zahra memang sudah sangat akrab kepada Mama Rere, jadi ia lebih terbuka akan sifat aslinya.
"Aku bantuin ya?!" tawar Maya
"Ya harus dong. Hehe" jawab Zahra
***
Setelah semua barang sudah di masukkan ke dalam mobil, kini mereka melakukan perjalanan menuju kostan yang di pilih oleh Zahra.
"Oh iya May, gimana kelanjutan kuliahnya?" Zahra memecahkan keheningan
"Alhamdulillah, udah aku urus semuanya kok, tinggal nunggu waktu buat masuk aja" jawabnya
"Alhamdulillah deh.. Semangat ya May, tunggu aku di sana. Hehe"
"Secepatnya ya kamu nyusul aku di kampus. Kamu pasti bisa lanjut kok. Semangat terus ya" dukung Maya
"Siap kapten hehe"
Mama Rere yang menyetir mobil hanya memperhatikan kedua anaknya yang asik mengobrol. Ada sebuah lengkungan di bibir nya, ketika melihat kedua anaknya bahagia. Ia sudah menganggap Zahra sebagai anaknya sendiri, karena memang ia sangat menyayangi Zahra, terlebih ketika mengetahui bagaimana kehidupan yang di alami gadis cantik dan sangat ceria itu.
Setelah melakukan perjalanan yang telah di tempuh selama 30 menit, Kini mereka telah sampai di sebuah kostan kecil yang sangat sederhana.
"Alhamdulillah udah sampai nih anak-anak" kata mama Rere
"Alhamdulillah" ucap Zahra dan maya berbarengan
"Yuk turun, dan jangan lupa bawa barang-barang nya juga"
"Siap"
Zahra dan Maya membawa barang-barang yang sengaja Mama Rere persiapkan untuk Zahra. Semua itu di lakukan karena ia ingin membantu sedikit gadis cantik nan mandiri yang saat ini tengah menarik koper serta membawa kipas angin Hello Kitty.
"Maya, aku simpen koper sama Kipas ini dulu ya. Nanti aku balik lagi" kata Zahra
"Oke kalem aja Zah. Aku bakal bantu kok"
"Oke deh"
***
"Huft Alhamdulillah akhirnya selesai juga beres-beres kostan nya" ucap Maya meluruskan kaki nya
"Makasih ya May udh bantuin aku"
"Santai aja elah. Mana kipas nya Zah? Aku gerah nih" pinta Maya
"Nih" Zahra menyodorkan kipas Hello Kitty
"Oh iya Ma, terimakasih banyak ya atas bantuannya selama ini. Aku seneng banget Ma" Zahra memeluk Mama Rere
"Sama-sama sayang. Maaf ya Mama cuma bisa bantu segini" Mama Rere membalas pelukan Zahra
"Ya ampun Ma, bantuan Mama ini udah lebih dari cukup. Terimakasih ya Ma, aku merasakan kasih sayang seorang Ibu dari sosok Mama" katanya meneteskan air mata
"Mama selalu ada buat kamu. Kalo ada kesulitan, kamu jangan sungkan hubungi Mama ya! Pokoknya Mama gak mau liat kamu kesusahan"
"Hiks Ma.. Mama baik banget, aku gak tau harus balas pake apa" Zahra menangis lebih kencang hingga membuat dadanya naik turun
"Zahra balasnya dengan do'ain Mama terus aja ya. Itu udah lebih dari cukup" Mama Rere mengelus punggung kecil Zahra
"Hiks.. Pasti itu mah Ma"
Maya hanya bisa melihat dengan tatapan nanar kepada Zahra sahabatnya.
Ia sangat iba dengan apa yang terjadi dalam hidup sahabatnya. Oleh karena itu ia akan selalu ada bersama Zahra dalam keadaan apapun. Ia tidak bisa membayangkan jika berada di posisi nya.
Maya akui, Zahra itu sosok gadis yang sangat kuat.Tes
Air mata Maya lolos begitu saja. Langsung saja ia ikut bergabung dalam pelukan hangat antara Mama dan sahabatnya.
"Kalian tega, pelukan gak ngajak aku" katanya saat menghambur ke dalam pelukan
💙Cirebon, 16 Mei 2020💙
Assalamu'alaikum
Marhaban Yaa Ramadhan
Gak kerasa ya bentar lagi udah mau lebaran
Hiks sedih, bulan yang penuh berkah ini akan segera berakhir😭Harapannya semoga virus Corona segera hilang dari Indonesia dan seluruh dunia ini. Agar kita semua bisa melaksanakan kegiatan seperti biasanya dengan normal.. Aamiin allahumma aamiin
Para readers ku yang baik hati, tolong dong tinggalkan jejak sama comment nya.
Koreksi cerita ini biar aku makin semangatOh iya maaf banget masih banyak yang typo. Harap maklum ya😭
Oke terimakasih
Bye bye
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain I Feel (Proses Revisi)
Novela JuvenilSebelum baca, Follow dulu lah. _________________________________________________________ ✨ Judul awal Luka 'Sudah terlalu lama aku merasa lelah. Hingga aku memilih untuk berhenti dari rasa yang membuat ku selalu terluka' ~Zahra 'Maaf jika aku tak...