Author Pov
Hari ini Zahra putuskan untuk meninggalkan rumah, sesuai dengan ucapannya kemarin yang membuat ia memilih untuk meninggalkan rumah.
Terdapat 1 koper yang berisi pakaian dan barang-barang penting untuk di bawa bersamanya.
Kini tujuannya satu, yaitu ke rumah sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Maya.
Ia memutuskan sementara waktu untuk tinggal bersama Maya, sebelumnya ia telah menghubungi Maya dan mendapatkan respon baik.'bismillah, semoga ini awal kebahagiaan ku' ucapnya di dalam hati
Saat di depan rumah, matanya melihat sosok yang amat di benci. Yang ia benci adalah sifatnya, bukan orangnya.
"Mau kemana?" tanya Yudi
"Bukan urusan Ayah,"
"Tidak sopan!"
Zahra tak peduli lagi dengan ucapan Yudi, toh ia seperti itu juga karena Ayahnya bukan? Jadi tidak salah jika ia seperti itu. Ia terus berjalan tanpa menengok sedikit pun ke belakang.
Ojek yang telah ia pesan sebelumnya sudah sampai, sehingga ia langsung menuju rumah sahabat nya.
Saat ini fikiran nya hanya satu, yaitu memulai hidup baru dengan sendirinya.
"Sudah sampai neng" kata si abang Ojeg menyadarkan nya dari lamunan
"Eh iya bang, ini bang uangnya. Terimakasih ya" jawabannya sambil menyodorkan uang berwarna hijau
Tok
Tok
Tok
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam.. Masuk Zah"
"Terimakasih banyak ya May, maaf yah aku udah banyak ngerepotin kamu" dengan wajah menunduk
"tidak apa-apa kali Zah, tidak ngerepotin sama sekali. Malah aku senang bisa bantu kamu. Ya sudah yuk masuk"
Maya menuntun Zahra masuk ke dalam kamarnya.
"Zah, memang gimana ceritanya sampai kamu seperti ini?" tanya nya tidak tahu menahu masalah yang terjadi pada Zahra.
"Maaf ya May, kemarin aku tidak menceritakan secara detail nya"
"Jadi, kemarin setelah aku pulang dari sekolah, Ayah memanggil ku katanya ada yang mau di omongin"
"Terus terus, Ayah ngomong apa?" sanggah Maya
"Ayah bilang, aku harus melaksanakan pernikahan minggu depan"
"Hah! Serius kamu?" Nada bicara Maya sangat terkejut
"Iya May, makanya aku milih pergi dari rumah. Dan ayah juga yang ngasih aku dua pilihan untuk menikah atau pergi dari rumah"
"Yaa Allah Zah kok bisa sih.. Sabar ya Zah. Kamu tenang aja, kamu bisa tinggal di sini kok, aku juga sudah bicara dengan Mama" ucap nya menenangkan Zahra
"Cuma sementara doang kok May, nanti kalau sudah mulai kerja juga aku mau cari kostan aja. Sudah terlalu sering aku ngerepotin keluarga kamu"
"Zah denger ya, aku sama keluarga tidak merasa keberatan sama sekali. Malah aku senang bisa bantu kamu" katanya
"Tapi May, aku juga mau belajar lebih dewasa, aku tidak mau terus bergantung sama orang" sanggah Zahra
"Ya sudah kalau itu memang mau kamu, aku harap kamu selalu dalam kebahagiaan"
"Aku juga berharap seperti itu" jawabnya tersenyum kecut
Sore harinya Zahra membantu Maya dan Mama nya memasak. Terbesit rasa iri melihat keakraban seorang anak dengan Ibu nya. Zahra ingin sekali merasakan itu kembali. Namun waktu sudah berubah, segala kehangatan dulu pun telah melenyap.
"Zah!"
"Eh Zah, kamu kenapa?" tanya Maya sambil mengibaskan tangannya di depan wajah Zahra
"Eh iya kenapa May?"
"Kamu yang kenapa? Dari tadi bengong mulu. Mikirin apa hem?" tanya nya
"Tidak. Hehe"
"Ya sudah yuk kita potong sayur nya" ajak Maya untuk memotong sayur yang akan di olah menjadi sayur sup
"Zahra" sapa Mama Maya
"Iya Ma"
Zahra sudah terbiasa memanggil Mama Maya dengan sebutan Mama juga, karena memang kedekatan nya dengan Mama Maya."Zahra mulai besok udah bisa kerja" katanya tersenyum memberitahu kabar baik
"Alhamdulillah, terimakasih ya Mas. Besok Zahra juga mau cari kostan kok"
"Eh kok pindah? Disini aja Zah nemenin Maya, dia suka kesepian loh" bujuk Mama Rere-Mama Maya
"Hehe nanti Zahra sering main kok, Zahra pengen lebih dewasa lagi, makanya Zahra milih ngekost" tolak nya
"Oke tapi janji ya harus sering main kesini!"
"Siap Ma hehe"
Zahra terdiam sesaat saat sebuah tangan mengusap halus kepala nya yang terbalut hijab berwarna biru muda. Sentuhan tangan itu mengingatkan kepada Bunda nya. Ah rasanya rindu sekali.
'Bun, Zahra kangen bunda. Hiks' tangisnya dalam diam
"Mama, Zahra sayurnya udah jadi nih. Kita makan yuk" ucap Maya
"Yuk nak Zahra kita makan sama-sama"
"Iya Ma" jawab nya tersenyum ramah
Di tengah-tengah kegiatan makan
"Woah!! Maya masakan kamu enak banget. Ini pasti nurun dari Mama Rere" ucap Zahra saat menyendokan kuah sayur kedalam mulut nya
"Ah Zahra bisa aja, masakan aku masih kalah sama Mama. Yakan Ma?" balas Maya memperlihatkan gigi nya
"Pasti!" jawab Mama Rere
Zahra tersenyum memperhatikan keakraban seorang anak dengan Ibu nya.
💙Cirebon, 09 Mei 2020💙
Update lagi nih
Jangan sampe lupa tinggalkan jejak ya
Comment nya juga
OkeyyNanti kalau lg gak males bakal sering up kok. Asal para readers jg ngasih semangat aku
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain I Feel (Proses Revisi)
Roman pour AdolescentsSebelum baca, Follow dulu lah. _________________________________________________________ ✨ Judul awal Luka 'Sudah terlalu lama aku merasa lelah. Hingga aku memilih untuk berhenti dari rasa yang membuat ku selalu terluka' ~Zahra 'Maaf jika aku tak...