Rena tidak pernah menyangka kalau ia akan menikah dengan Taeyong, yang ternyata laki-laki itu adalah guru olahraganya saat di SMA. Terlebih dulu saat SMA, Rena pernah menyukai Taeyong.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu bulan telah berlalu semenjak gue resmi bekerja sebagai seorang sekretaris Pak Direktur Kim Doyoung di perusahaan KDY Group.
Oh, ralat, jabatan Pak Doyoung sekarang bukan direktur lagi, melainkan sebagai CEO. Dua hari yang lalu, Pak Doyoung telah resmi menjadi CEO setelah papanya resmi pensiun dari pekerjaannya. Itu berarti, sekarang KDY Group telah sepenuhnya menjadi milik Pak Doyoung. Beruntung sekali nanti wanita yang akan dinikahi Pak Doyoung, udah tampan, mapan, baik, dan pasti punya rasa sayang dan perhatian yang besar. Tapi menurut gue masih mending Pak Taeyong sih, hehe.
Sekarang ini, gue dan Pak Doyoung sedang berada di perusahaan Nakamoto Group, perusahaan besar dari Jepang yang membuka cabang di Jakarta. Lima menit yang lalu, gue dan Pak Doyoung selesai melaksanakan meeting dengan CEO Nakamoto Group, perihal kontrak kerjasama.
Tidak seperti raut wajah Pak Doyoung yang sebelumnya berseri-seri setelah CEO Nakamoto Group selesai menandatangani kontrak kerjasama, namun sekarang, raut wajah Pak Doyoung mendadak mendung, setelah ia selesai bertelepon dengan seseorang yang enggak gue tau siapa.
Gue maju tiga langkah untuk berdiri dihadapannya. "Pak Doyoung kenapa? Ada masalah?"
Pak Doyoung menoleh, kemudian membuang napas beratnya. "Papa saya masuk rumah sakit.."
Gue ikut khawatir, "Sakit apa, Pak?"
"Ya biasa... penyakit orangtua, serangan jantung."
Itu mah penyakit orang kaya...
"Pak, semoga papanya Pak Doyoung cepat kembali pulih, ya.."
"Aamiin, terimakasih."
Papanya Pak Doyoung tiba-tiba terkena serangan jantung, apa jangan-jangan karena jabatannya sebagai CEO diberikan kepada anak bungsunya, ya?
"Sekretaris Kim,"
Gue pun menoleh. "Iya, Pak?"
"Rumah sakitnya hanya berjarak tiga kilometer dari sini, kamu mau temani saya mampir ke rumah sakit sebentar, untuk menjenguk papa saya?"
Gue pun langsung mengangguki. "Tentu, Pak. Lagipula sekarang masih jam dua siang."
"Baiklah, ayo berangkat sekarang."
-
Begitu selesai memarkirkan mobil, Pak Doyoung dan gue keluar dari dalam mobil dan melangkah masuk ke dalam rumah sakit tempat papanya Pak Doyoung dirawat.
Ternyata papanya Pak Doyoung dirawat di ruang VIP. Oh, jelas sih, mereka kan dari keluarga orang berada. Gue pun mengekori Pak Doyoung yang masuk ke dalam ruangan Papanya Pak Doyoung. Di sana hanya ada mamanya Pak Doyoung dan papanya yang tengah terbaring.
"Gimana keadaan Papa sekarang?" Tanya Pak Doyoung ke mamanya.
"Kamu lihat sendiri, papa kamu harus satu minggu dirawat di sini." Jawab mamanya, yang kemudian menatap gue. "Ini siapa, Doy? Pacar kamu?"