Hari rabu ini, gue memutuskan untuk masuk kerja. Sehari libur aja udah cukup, lagian gue juga gak enak sama Pak Doyoung, dia pasti repot banget ngurus pekerjaan kantor tanpa dibantu gue selaku sekretarisnya. Pak Taeyong juga hari ini masuk kerja.
Sekarang gue udah berada di kantor sejak dua jam yang lalu. Udah dua jam juga belum keluar dari ruang kerja. Gue masih berkutat dengan komputer, membuat laporan atas perintah Pak Doyoung.
Dirasa sudah cukup puas dengan laporan buatan gue, gue pun keluar dari ruang kerja dan melangkah menuju ruangan Pak Doyoung ㅡsebelah ruangan gue.
Setelah mendapat sahutan dari dalam, gue pun membuka pintu dan masuk ke dalam ruang kerja Pak Doyoung.
"Selamat siang, Pak." Sapa gue ke Pak Doyoung yang sedang fokus menatap layar laptop.
"Siang, Ran ㅡmaksud saya Rena." Balasnya disertai tawa canggung.
Ternyata dia masih mengira kalau gue ini adalah Rana.
"Ini laporannya sudah selesai saya buat. Mohon diperiksa." Kata gue sambil menyerahkan sebuah map ke Pak Doyoung. Kemudian Pak Doyoung memeriksa berkas laporan gue.
Dia mengangguk-anggukan kepala sambil membaca berkas laporan gue.
"Bagus, hasil kerja kamu memang tidak pernah mengecewakan saya." Kata Pak Doyoung yang seketika membuat gue tersenyum.
"Terima kasih.."
"Apa ada yang mau kamu bicarakan lagi?"
Gue langsung menggeleng, "Tidak ada, Pak."
"Soal... Rana?"
Gue terdiam untuk beberapa saat, kemudian gue mengingat bahwa gue mendapatkan amanah dari Rana sebelum dia kembali pergi.
"Oh, ada, Pak!"
Pak Doyoung mengangguk, "Silahkan duduk."
"Jadi... saya mendapat amanah dari alm. Rana, Rana ingin menyampaikan rasa maafnya ke Pak Doyoung atas kelakuannya selama beberapa hari ini saat dia berada di sini."
Pak Doyoung tersenyum tipis, "Tidak apa-apa."
"Saya masih gak percaya, kalau ternyata Pak Doyoung ini adalah pacarnya kakak saya." Kata gue.
"Saya berkuliah di Beijing, tempat tinggal saya bersebelahan dengan rumah Tante kamu, jadi karena sering bertemu dan semakin dekat, kami berdua pun berpacaran."
Gue mengangguk sambil menyimak cerita tentang kisah cintanya dengan Rana.
"Pantas saja semenjak saya pertama kali bertemu dengan kamu, saya seperti melihat Rana."
"Saya senang bisa bertemu dengan Rana meskipun hanya sebentar." Ungkap gue. "Benar kata Pak Doyoung, wajah dan postur Rana sama persis seperti saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Sir! | TAEYONG [✓]
Fiksi PenggemarRena tidak pernah menyangka kalau ia akan menikah dengan Taeyong, yang ternyata laki-laki itu adalah guru olahraganya saat di SMA. Terlebih dulu saat SMA, Rena pernah menyukai Taeyong.