Gue melirik jam dinding di ruang tv, ternyata udah jam setengah tiga sore. Tapi Pak Taeyong masih belum juga pulang ke apartemen. Padahal tadi pagi dia bilang, katanya bakal pulang setelah selesai melaksanakan shalat jumat.
Dengan turunnya hujan semenjak satu jam yang lalu, membuat gue berpikir bahwa Pak Taeyong pasti lagi nunggu hujan reda dulu. Soalnya dia ke sekolah bawa motor, bukan mobil. Pasti dia kehujanan, terus neduh dulu.
Gue menghempaskan bokong gue ke sofa, berbarengan dengan suara pintu apartemen yang terbuka. Senyum gue mengembang saat tau siapa yang datang. Namun kemudian raut khawatir gue tersirat, saat melihat seragam yang dipakai Pak Taeyong basah kuyub.
"Pak Taeyong! Tunggu sebentar!" Gue langsung berlari ke kamar untuk mengambil handuk, kemudian kembali berlari menghampiri dia yang lagi lepas sepatu.
"Gak usah lari-lari juga, Ren."
Gue langsung ngasih handuk ke Pak Taeyong. "Bapak kok bisa basah-basahan begini? Kenapa gak pakai jas hujan?"
"Saya lupa bawa jas hujan."
"Kenapa bisa sampai lupa sih, Pak?"
"Saya pikir jas hujan saya ada di box motor."
"Besok-besok bawa mobil aja, Pak, jangan bawa motor."
"Tadi pagi saya bawa motor karena saya mau menghindari kemacetan."
"Ya udah, sekarang Bapak mandi ya, saya siapkan air panasnya dulu." Gue langsung masuk ke kamar mandi dan menyiapkan air hangat di bathub.
-
Udah tiga puluh menit gue duduk di depan meja makan, menunggu Pak Taeyong keluar dari kamar. Gue menatap telur dadar yang sudah terhidang di atas meja makan. Rencananya, gue mau nemenin dia makan. Tapi dia masih belum juga keluar dari kamar.
Kalau gue masuk ke kamar, takutnya kejadian di pagi hari tadi, terulang kembali. Tapi kalau gue gak susul, kasihan telur dadar yang dibikin gue nanti keburu dingin. Mending gue susul aja deh.
Gue mengetuk pintu kamar terlebih dahulu, untuk menghindar kejadian seperti tadi pagi.
"Masuk aja, Ren!"
Sahutan Pak Taeyong membuat senyum gue mengembang, kemudian gue membuka pintu kamar.
Kok dia malah tidur?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Sir! | TAEYONG [✓]
FanfictionRena tidak pernah menyangka kalau ia akan menikah dengan Taeyong, yang ternyata laki-laki itu adalah guru olahraganya saat di SMA. Terlebih dulu saat SMA, Rena pernah menyukai Taeyong.