Taeyong's side ...
"Sampai mana hubungan kamu sama Doyoung?"
"H-hah?"
"... Hingga Doyoung mencium bibir kamu sampai berdarah kayak gitu?"
Rasa kesal mendorong gue untuk melontarkan pertanyaan yang gak seharusnya gue kasih ke Rena, sehingga membuat wanita yang gue cintai setelah mama gue itu terkejut dengan bulir air matanya yang jatuh ke pelupuk matanya.
"Pak Taeyong nu-nuduh saya selingkuh sama Pak Doyoung...?"
"... Si-siapa yang bilang ke Pak Taeyong?"
Gue mengeluarkan hape di saku celana gue, lalu menunjukkan sebuah foto ke Rana; foto dia sama Doyoung yang memegang bibir Rena.
"Bapak salah paham!" Sanggahnya. "Ini pasti Jennie kan yang ngirim foto ini ke Pak Taeyong?"
Gue mengangguk, "Tolong jelaskan semuanya."
"Saya akan menjelaskan semuanya, tapi saya tolong, Pak Taeyong percaya sama saya..." Rena menggenggam kedua tangan gue. "Saya habis berantem sama Jennie..."
Gue menangkap sebuah keseriusan di kedua mata Rena.
"Dia masuk ke dalam ruangan saya, lalu dia berterus terang ke saya bahwa dia menginginkan kita untuk berpisah. Jennie menyukai Pak Taeyong..."
"Tentu saya kesal, dan saya gak terima, saya berani menjambak rambut dia, tapi dia malah mencakar bibir saya..."
"Kemudian Pak Doyoung datang melerai, tentu dia khawatir melihat bibir saya yang terluka sampai berdarah akibat terkena cakaran kuku tajam milik Jennie, sepupunya." Lanjut Rena yang membuat gue terkejut. "Bapak tolong percaya sama saya... Demi Tuhan saya bicara sesuai kenyataan..."
Gue membuang napas berat gue. Bisa-bisanya gue terpancing omong kosong Jennie. Ya, tadi dia kirim foto itu ke gue, dia bilang kalau Rena selingkuh dengan Doyoung di kantor. Gue menyesal karena telah mempercayai Jennie.
"Kalau saya beneran selingkuh, untuk apa saat salat subuh pagi tadi saya menangis? Menangis karena gak mau pisah sama Pak Taeyong. Bapak bisa menanyakan semuanya ke Pak Doyoung kalau masih gak percaya."
"Lagipula... Pak Taeyong tau sendiri, kalau saya udah lama cinta sama Bapak. Kenapa Bapak berpikir kalau saya akan menduakan Bapak? Saya memang bukan orang baik, tapi saya gak punya pikiran sejahat itu untuk menduakan Pak Taeyong yang udah mau membalas cinta saya."
Gue menarik napas. "Maafkan saya..." Kemudian gue membawa Rena ke dalam pelukan gue.
"Pak Taeyong jangan mau terpancing dengan omongan dia lagi, Pak. Untuk sekarang, kepercayaan kita gak boleh goyah." Katanya.
Gue melepaskan pelukan gue dan menangkup wajahnya ㅡmelihat bibirnya yang terluka dan terdapat darah yang mengering. Gue mencondongkan wajah gue, memberikan ciuman singkat ke bibir Rena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Sir! | TAEYONG [✓]
FanficRena tidak pernah menyangka kalau ia akan menikah dengan Taeyong, yang ternyata laki-laki itu adalah guru olahraganya saat di SMA. Terlebih dulu saat SMA, Rena pernah menyukai Taeyong.