13

69.2K 2.8K 41
                                    

Bahkan melihat mu tersenyum sekarang pun tak bisa..

***
Wanita itu menggesek lap yang ia pegang, dengan semprotan berisi air bersih dan sedikit pengharum. Alika mengelap meja, wanita itu bekerja di salah satu cafe yang tak terlalu terkenal namun sering dijadikan tempat nongkrong oleh anak-anak muda.

Setelah cukup bersih, Alika kembali ke belakang untuk menaruh alat-alat tadi dan mengerjakan yang lain.

"Mba lika, tolong antarkan ke meja nomer 5."ucap Diki dengan senyuman nya.

Lika mengangguk, ia hanya tersenyum tipis kepada Dika lalu mengantarkan berberapa makanan yang ada diatas nampan tersebut.

Kehidupan yang dijalani Lika hanya lah sebatas ia bisa makan, minum dan tidur dengan layak. Tidak ada warna-warni dalam kehidupan nya setelah kejadian silam menemuinya.

Rafa sang anak yang hilang, bahkan bertemu dan melihat tawa nya Lika pun tak bisa. Lika hanya diam, terkekeh kecil terkadang pun menangis menatap foto kecil yang ia punya di dalam ponselnya.

Ia tak tau keberadaan sang anak, sudah 4 bulan lebih Rafa menghilang. Lika pernah mengunjungi sekolahan Rafa, namun sang guru bisu! Ia tak mau memberikan informasi bahkan memberikan pelayanan untuk lika pun tak mau.

"Dika, pekerjaan saya sudah selesai. Saya istirahat dulu."pamit Lika kepada Dika.

Lelaki penyandang mahasiswa itu hanya mengangguk, lalu mengerjakan pekerjaan nya lagi.

"Eh ya mba! Nanti kalau sudah selesai kesini lagi ya? Saya mau bicara sebentar."ucap Dika yang diangguki Lika.

Lika berjalan dengan lesu ke ruangan istirahat. Ia mengambil bekal yang ia bawa dari rumah lalu duduk dimeja yang kosong.

Tak banyak yang bekerja disini, hanya ada berberapa. Bahkan terkadang ada yang keluar karna gaji dan fasilitas yang diberikan oleh pemilik cafe tergolong pelit.

Namun bagi Lika, gaji 1,5 juta perbulan dan bekerja 5 jam per-hari itu cukup. Karna ia sendiri, makan seadanya dan jarak kontrakannya dengan cafe cukup dekat jadi jalan kaki saja pasti sampai.

Dan untuk urusan listrik dan air sudah ditanggung oleh pemilik kontrakan. Lika hanya membayar 500 ribu perbulan.

"Hidup berasa mati."gumam Lika sambil mengunyah makanan nya.

Ia membawa nasi dan mie goreng, makanan yang sangat simpel namun jika terus-terusan dimakan rasanya akan neg.

"Mba!"

Alika kaget, ia melihat Dika cengengesan sambil menggaruk tekuknya.

"Kenapa? Bukan nya janjian didepan?"

"Mba lama, keburu waktu istirahat nya habis."

"Ohh maaf, mau bicara apa?" Ucap Lika lalu menutup bekalnya.

Dika yang tahu itu lantas bertanya "kenapa ga dilanjut makan nya mba?"

"Kamu mau berbicara, tidak sopan bicara didepan makanan. Itu yang saya dengar dari cermaha kemarin."ucap Lika yang diangguki Dika.

"Mba masih sekolah?"

Pertanyaan macam apa itu? Dika tak bisa membandingkan mana yang masih sekolah dan mana yang sudah jadi ibu-ibu?

"Saya masih tampang anak sekolah?"

"Ya engga gitu mba, kalau saya kan jelas masih mahasiswa. Nah kalau mba statusnya apa?"

"Ga tau."

Memang tidak tahu kan? Alika sudah memiliki anak namun tak memiliki suami. Jadi dia pantas disebut apa? Jalang?

"Saya juga tidak tau. Yang jelas umur saya 25" Jawab Lika karna melihat muka Dika yang terlihat kebingungan memilih topik untuk dibicarakan.

"Saya baru 23 mba, kita beda 2 thn.. tapi muka mba kayak anak umuran 21. Awet banget!"celoteh Dika namun tak dihiraukan nya. Ia memilih beranjak dari bangku lalu mengambil celemek dan berjalan keluar dari ruangan itu.

"Satu keinginan mami, kelak nanti jadilah lelaki yang bertanggung jawab. Mami disini selalu sayang Rafa.."gumam Lika

Love you Lika
🖤



alaska & alika ( TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang