34

48.6K 2K 109
                                    

Rintikan air membasahi kota Bandung, Lika tengah menatap keramaian kota tersebut melalui kaca mobil. Disamping nya ada Geo, dan dipelukan nya ada Rafa yang tertidur pulas.

"Kenapa?"

Lika menoleh, menggeleng dan mengalihkan pandangannya ke arah samping. Fikiran nya berkelana kemana-mana, tadi pagi ia mendapat notif dari Mia adik nya Alaska, bahwa Alaska pergi ke Belanda dan menitipkan surat untuknya dan Rafa anaknya.

Ingin ia bertanya kenapa Alaska pergi, namun itu semua sudah terlanjur. Ia harus menyiapkan fitting untuk acara nya besok lusa. Geo memantapkan pernikahan dengan memajukan hari nya.

Awal nya Alika sungguh ragu, namun berjalan nya waktu ia pun mengangguk.

"Alaska pergi untuk perusahaan nya, aku tidak akan mengekang Rafa atau kamu untuk bertemu dengan nya. Aku percaya kamu ditakdirkan untuk ku.. aku akan pergi dan mundur kalau memang kamu meminta itu dari ku." Ucap Geo, lampu merah membuat ia leluasa untuk melihat ekspresi Alika.

Wanita itu masih bergeming menatap Geo. Geo menghela nafas, jika dia keberatan juga Geo bisa apa? Pernikahan baginya hanya sekali seumur hidup.

"Mau dibatalkan?"

Dengan cepat Lika menggeleng, ia mengambil tangan Geo.

"Engga! Aku memang masih mikirin Alaska, tapi aku ga pernah berfikir untuk batalin ini semua! Aku tau kamu yang ditakdirkan untuk ku dan Rafa.. walaupun Rafa bukan anak kandung mu, aku tau kamu pasti bisa sayang sama dia kayak anak kandung kamu sendiri."

Air mata Alika turun begitu saja, ia tak pernah berfikir jika Geo akan mengucapkan kata batal.

Tangan Geo mengusap air mata Lika, ia mengecup lama dahi Lika. Lampu berubah hijau, ia pun menyudahi aksinya.

"Bertemu lah dengan Mia, mungkin ada yang penting ingin ia sampaikan." Ujar Geo membuat Alika tersenyum.

"Baiklah."

_________

Ke esokan harinya Alika sudah sampai di mansion milik keluarga Adiwiyata, ia telah tengah mengobrol dengan Mia. Sedangkan Rafa tengah bermain dengan Gea.

"Jadi aku mohon jangan pernah benci Alaska ya lik, tentang Raksa itu memang bener adanya. Raksa adalah kembaran Alaska. Itu semua bukan salah Alaska, dia juga korban."

Alika menghela nafas, ia mengangguk.

"Jujur aku ga pernah marah atau pun benci sama Alaska, cuma tersibak rasa kecewa aja. Aku juga udah maafin Alaska, dan maaf ya.. bukan nya aku ga menghargai Alaska yang notabe nya ayah Rafa. Aku kesini juga mau kasih ini," jelas Lika memberikan undangan atas namanya dan Geo.

Mia Menerima, ia tersenyum tulus.

"Engga papa lik, aku malah bersyukur kamu bisa lupain Alaska. Ntar diusahain aku sama keluarga bakal dateng kok! Selamat ya.."

Alika mengangguk dan memeluk Mia, ia melihat di pintu ada sosok wanita paruh baya tengah menatap nya.

Alika tersenyum dan melepaskan pelukan nya dengan Mia. Jujur ia masih canggung namun sebisa mungkin ia menghampiri Naumi dan mengajaknya berbicara pelan-pelan.

"Bu.."

Naumi menatap Lika, wajah nya yang pucat serta tubuh yang semakin kurus membuat Lika prihatin.

Lika kaget, tubuhnya dipeluk oleh Naumi secara tiba-tiba.

"Maafin saya."

"Ibu tidak salah, ibu udh makan?"

Naumi menggeleng, pelukan itu terasa hangat.

"Makan dulu yu bu, Lika suapin mau? Tapi ibu harus janji setelah makan minum obat dan istirahat ya?"

Naumi mengangguk dengan tersenyum. Ia bersemangat karena Lika selalu bercerita tentang Raksa, tak sedikit pula kadang Lika menceritakan tentang Alaska.

Reaksi yang diberikan Naumi pun sama, sama-sama bahagia. Bahkan Mia baru sekali ini melihat ibunya sebahagia ini.

"Mia aku sama Rafa pulang dulu ya.. Geo udah jemput didepan, salam juga buat ibu dan ayah." Ucap Lika, jam sudah menunjukan pukul 8 malam.

Ia sudah dijemput Geo, jadilah ia harus berpamitan.

"Makasih ya Lik. Kamu wanita tersambar yang aku pernah temuin, mungkin Alaska bakal nyesel."

Alika hanya mengangguk dan menggeleng pelan. Kaki nya melangkah ke arah mobil Geo berada.

________

"Udah?" Tanya Geo saat Alika sudah masuk kedalam mobil.

Alika mengangguk, ia membenarkan posisi tidur Rafa.

"Kamu istirahat aja, lusa acara nya mulai. Aku ga mau kamu kecapean!"

Alika hanya mengangguk, kursinya sudah diturunkan Geo. Alika mencari posisi enak, ia memejamkan matanya dengan memeluk Rafa.

Geo mengelus rambut Lika, tampaknya wanita nya kelelahan. Dengan jahil ia mengecup kedua mata Lika. Sang empu nampak terkejut.

"Kenapa?"

Alika memutar bola matanya malas, ia melanjutkan tidurnya.

Cup

"Geo!"

Geo semakin usil, ia mengecup seluruh wajah Alika. Bahkan bibir Alika ia kecup namun sekilas.

"Geo berhenti atau aku turun!" Ancam Lika mampu membuat Geo nurut.

"Tidur aja banyak setan yang ganggu!" Gumam Lika, yang masih terdengar jelas oleh Geo.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Alaska sudah benae-benar pergi.

Alika dan Geo akan melanjutkan kejenjang pernikahan. Aku berharap Rafa akan bahagia, menerima Geo sebagai ayahnya..

Kalian jangan lupa datang ke pesta pernikahan mereka ya!!

Dibandung, tanggal 5 Agustus  2020

Asikkkkk

Aku update

Spam jangan lupa!


alaska & alika ( TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang